Penulis
Intisari-online.com - Mahfud MD, calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo, mengungkapkan pengaruh besar yang diberikan oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam kiprahnya sebagai politisi dan pejabat negara.
Mahfud mengaku banyak belajar dari Gus Dur, presiden keempat Indonesia yang juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
Mahfud mengatakan, kedekatannya dengan Gus Dur bermula dari tahun 1983, saat ia masih menjadi dosen muda di Yogyakarta.
Saat itu, Mahfud sering mengundang Gus Dur untuk memberikan ceramah di kampus tempatnya mengajar.
Mahfud merasa sebagai minoritas di kampus yang didominasi oleh non-NU.
Menurut Mahfud, pengundangan tersebut dilakukan untuk menunjukkan kepada kampus bahwa orang NU juga memiliki pemikiran yang luas.
"Kemudian saya tidak pernah ketemu lagi sampai 17 tahun kemudian. Tapi Gus Dur masih ingat saya. Dia bilang, 'dulu kan antum (kamu) yang menemani saya kalau ke Yogyakarta.
"Masak saya lupa'," cerita Mahfud dalam acara haul Gus Dur ke-12, dikutip dari kanal Youtube NU Channel.
Mahfud mengatakan, Gus Dur kemudian memberikan kepercayaan kepadanya untuk menjadi Menteri Pertahanan pada tahun 1999.
Mahfud mengaku tidak pernah mengira akan mendapat posisi tersebut, karena ia tidak memiliki latar belakang militer.
Namun, Gus Dur menilai Mahfud sebagai orang yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara sipil dan militer.
"Beliau bilang, 'saya mau antum jadi Menhan, karena antum orang yang bisa mengimbangi militer. Antum orang yang berani, antum orang yang punya ilmu, antum orang yang punya integritas'," ujar Mahfud.
Mahfud juga mengapresiasi Gus Dur sebagai pemersatu bangsa dari perpecahan partai politik pasca Pemilu 1999.
Mahfud mengatakan, Gus Dur berhasil membentuk kabinet yang beragam dan inklusif, yang mencerminkan semangat demokrasi dan pluralisme.
Gus Dur juga berani mengambil keputusan-keputusan yang kontroversial, seperti menghapus larangan bagi warga negara Tionghoa untuk merayakan Imlek, mengakui Timor Leste sebagai negara merdeka, dan mengunjungi Israel untuk mendorong perdamaian di Timur Tengah.
"Beliau adalah presiden yang paling berani, paling visioner, paling toleran, paling cinta damai, dan paling cinta rakyat," puji Mahfud.
Mahfud menambahkan, Gus Dur juga memberikan contoh tentang bagaimana seorang pemimpin harus bersikap rendah hati, santun, dan humoris.
Mahfud mengaku sering tertawa mendengar lelucon-lelucon Gus Dur yang cerdas dan menghibur.
Mahfud juga mengagumi Gus Dur yang tidak pernah marah atau dendam kepada orang-orang yang mengkhianati dan menjatuhkannya dari kursi presiden.
"Beliau adalah sosok yang luar biasa. Beliau adalah guru saya, mentor saya, sahabat saya, dan inspirasi saya," tutur Mahfud.
Mahfud berharap, warisan Gus Dur dapat terus dilestarikan dan diteladani oleh generasi-generasi penerus bangsa.
Mahfud juga berkomitmen untuk membawa nilai-nilai Gus Dur dalam pencalonannya sebagai wakil presiden bersama Ganjar Pranowo.
Mahfud berjanji akan menjaga persatuan dan kebhinekaan Indonesia, serta memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
"Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan maghfirah kepada Gus Dur. Semoga Allah SWT memberikan kesuksesan dan kemenangan kepada Ganjar-Mahfud. Semoga Allah SWT memberikan kemajuan dan kemuliaan kepada Indonesia," pungkas Mahfud.