Find Us On Social Media :

Kisah Fatahillah, Panglima Perang Demak Sang Penakluk Portugis dan Pendiri Jayakarta

By Afif Khoirul M, Senin, 29 Januari 2024 | 18:00 WIB

Ilustrasi - Sosok Fatahillah pendiri Jayakarta.

Intisari-online.com - Fatahillah atau Faletehan adalah seorang panglima perang yang berasal dari Kerajaan Demak.

Kemudian dikenal sebagai penakluk Portugis di Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan pendiri kota Jayakarta, yang kemudian menjadi Jakarta.

Fatahillah lahir pada tahun 1448 di Pasai, Aceh Utara.

Ia adalah keturunan Bani Hasyim, yang dipercaya sebagai keturunan Nabi Muhammad. 

Kemudian juga merupakan putra dari Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, seorang pembesar Mesir, dan Nyai Rara Santang, putri Raja Pajajaran.

Fatahillah hijrah ke Mekkah untuk mempelajari agama Islam, setelah Pasai dikuasai oleh Portugis.

Setelah beberapa tahun, ia kembali ke tanah air dan mengabdi kepada Sultan Trenggana, raja Demak.

Ia menikah dengan adik Sultan Trenggana dan juga dengan putri Sunan Gunung Jati, Ratu Ayu.

Fatahillah mendapat tugas dari Sultan Trenggana untuk menyebarkan Islam di Jawa Barat dan mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.

Ia mendapat dukungan 2.000 prajurit dan 20 kapal perang dari Demak dan Cirebon.

Penaklukan Sunda Kelapa

Baca Juga: Sosok Soebianto Djojohadikoesoemo, Paman Prabowo yang Gugur Melawan Jepang dalam Pertempuran Lengkong

Pada tahun 1526, Fatahillah menyerang Banten, pelabuhan penting Kerajaan Sunda yang beragama Hindu, dan berhasil menguasainya.

Kemudian melanjutkan serangannya ke Sunda Kelapa, pelabuhan utama Kerajaan Sunda yang telah menjalin hubungan dagang dengan Portugis.

Pada tanggal 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil mengalahkan pasukan Portugis yang berjumlah 500 orang di Sunda Kelapa.

Ia juga menghancurkan benteng yang dibangun oleh Portugis dan membunuh semua laskar Portugis yang ada di kapal Duarte Coelho, yang terdampar di pantai.

Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang berarti kota kemenangan. Ia juga membangun masjid dan istana di kota baru tersebut.

Ia menjadi penguasa Jayakarta dengan gelar Pangeran Jayakarta I.

Peninggalan dan Warisan

Fatahillah meninggal pada tahun 1570 dan dimakamkan di Astana Gede, Cirebon.

Ia dianggap sebagai salah satu tokoh penyebar Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia juga dihormati sebagai pendiri Jakarta, ibu kota Indonesia.

Fatahillah memiliki banyak peninggalan dan warisan yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Beberapa di antaranya adalah:

- Museum Fatahillah, yang berlokasi di bekas balai kota Batavia, yang dibangun di atas bekas istana Fatahillah.

Baca Juga: Seorang Tante di Sulawesi Utara Tega Penggal Kepala Keponakan Demi Emas Yang Tak Seberapa, Sosok Ini Cium Bau Amis 

- Tugu Fatahillah, yang berdiri di depan Museum Fatahillah, yang menampilkan patung Fatahillah dengan pedang dan tameng.

- Masjid Luar Batang, yang merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta, yang didirikan oleh Fatahillah pada tahun 1527.

- Makam Fatahillah, yang terletak di Astana Gede, Cirebon, yang menjadi tempat ziarah bagi banyak orang.

- Nama Fatahillah, yang menjadi nama jalan, gedung, hotel, dan lain-lain di Jakarta dan sekitarnya.

Fatahillah adalah sosok yang berjasa besar bagi sejarah dan perkembangan Jakarta. Ia adalah sang penakluk Portugis dan pendiri Jayakarta, yang menjadi cikal bakal Jakarta.