Bagaimanakah Pengaruh Kondisi Ekonomi Terhadap Pembangunan Palapa Ring di Indonesia?

Ade S

Penulis

Ilustrasi. Artikel ini membahas bagaimanakah pengaruh kondisi ekonomi terhadap pembangunan Palapa Ring di Indonesia, proyek infrastruktur teknologi yang dimulai sejak Orde Baru.

Intisari-Online.com -Apakah Anda pernah mendengar tentang Palapa Ring?

Palapa Ring adalah proyek infrastruktur teknologi yang bertujuan untuk membangun jaringan komunikasi serat optik bawah laut di seluruh Indonesia.

Namun, tahukah Anda bagaimanakah pengaruh kondisi ekonomi terhadap pembangunan Palapa Ring di Indonesia?P

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah Palapa Ring di Indonesia dan bagaimanakah pengaruh kondisi ekonomi terhadap pembangunan Palapa Ring di Indonesia.

Sejarah Palapa Ring di Indonesia

Palapa Ring adalah proyek infrastruktur teknologi yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia sejak akhir Orde Baru.

Proyek ini bertujuan untuk membangun jaringan komunikasi serat optik bawah laut yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.

Proyek ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan aksesibilitas internet di seluruh Indonesia, terutama di daerah 3T.

Namun, proyek ini mengalami berbagai kendala yang membuatnya terhenti berkali-kali.

Salah satu kendala utama adalah krisis keuangan yang melanda Indonesia sejak 1997.

Krisis ini menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami kontraksi, inflasi, dan defisit anggaran.

Baca Juga: Kesimpulan tentang Keterlibatan IMF dalam Peristiwa Reformasi 1998 di Indonesia

Krisis ini juga mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang turun drastis pada 1998.

Hal ini membuat biaya proyek Palapa Ring menjadi sangat mahal, karena sebagian besar komponen proyek harus diimpor dari luar negeri, terutama kabel laut.

Proyek ini sempat dihidupkan kembali pada tahun 2005.

Pada tahun 2007, proyek ini resmi dinamakan Palapa Ring, yang mengambil nama dari satelit Palapa, satelit komunikasi pertama milik Indonesia yang diluncurkan pada 1976.

Namun, proyek ini kembali terhambat oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2009, yang menyebabkan harga kabel laut melambung tinggi.

Pada tahun 2015, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, proyek Palapa Ring dimulai kembali dengan skema pembiayaan yang berbeda.

Skema pembiayaan ini melibatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta, di mana dana investasi pemerintah yang bersumber dari APBN hanya sebesar 20 persen dari nilai proyek, dan sisanya berasal dari investor swasta.

Proyek ini juga menggunakan kabel optik bawah laut produksi dalam negeri, yang lebih murah dan berkualitas.

Proyek ini akhirnya selesai pada 2019, dengan jangkauan infrastruktur jaringan di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.

Bagaimanakah Pengaruh Kondisi Ekonomi Terhadap Pembangunan Palapa Ring di Indonesia?

Dari sejarah Palapa Ring di Indonesia, kita bisa melihat bahwa kondisi ekonomi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembangunan Palapa Ring di Indonesia.

Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Teknologi dan Aktivisme Digital

Kondisi ekonomi yang tidak stabil, seperti krisis keuangan, nilai tukar mata uang, dan harga kabel laut, membuat proyek ini mengalami keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perubahan skema pembiayaan.

Kondisi ekonomi yang tidak kondusif juga membuat proyek ini kurang mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Selain itu, kondisi ekonomi juga mempengaruhi manfaat dan dampak proyek Palapa Ring bagi masyarakat Indonesia.

Meskipun proyek ini telah selesai, namun penggunaan Palapa Ring masih belum optimal.

Menurut laporan, pada tahun 2021, penggunaan Palapa Ring baru sekitar 50 persen, dan hanya 20 persen untuk wilayah Indonesia tengah dan timur.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

- Masih banyak wilayah kabupaten/kota di daerah 3T yang tidak terjangkau oleh Palapa Ring, karena belum ada jaringan menara BTS atau kabel optik yang menghubungkan Palapa Ring hingga ke pelosok desa di wilayah mereka.

- Harga sewa Palapa Ring yang tinggi juga membuat operator telekomunikasi kurang tertarik untuk memanfaatkan Palapa Ring, terutama di wilayah timur.

Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa kondisi ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan Palapa Ring di Indonesia, baik dalam hal proses, biaya, maupun manfaat.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang lebih komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk memaksimalkan potensi dan dampak proyek Palapa Ring bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Demikian artikel tentangbagaimanakah pengaruh kondisi ekonomi terhadap pembangunan Palapa Ring di Indonesia.

Semoga menambah wawasan Anda.

Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Perubahan Kebijakan Pemilihan Umum

Artikel Terkait