Apa Penyebab Seseorang yang Menjumpai Peristiwa Kekerasan Seksual Memilih Diam atau Pasif?

Ade S

Penulis

Ilustrasi. Artikel ini membahas apa penyebab seseorang yang menjumpai peristiwa kekerasan seksual memilih diam atau pasif.

Intisari-Online.com -Kekerasan seksual adalah tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan mengancam kesehatan fisik dan mental korban.

Namun, tidak semua korban berani melapor atau mengungkapkan pengalaman mereka. Mengapa?

Apa penyebab seseorang yang menjumpai peristiwa kekerasan seksual memilih diam atau pasif?

Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan mengacu pada data dan pendapat psikolog.

Selain itu, artikel ini juga akan memberikan tips bagi korban dan saksi untuk mengatasi dampak kekerasan seksual dan mendapatkan bantuan.

Data Kekerasan Seksual di Indonesia

Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak adalah fenomena yang masih sering terjadi di Indonesia.

Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), seperti dilansirKompas.com,sepanjang tahun 2021 terdapat 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan, di mana 15,2 persennya adalah kekerasan seksual.

Sementara itu, dari 14.517 kasus kekerasan terhadap anak, 45,1 persennya adalah kasus kekerasan seksual.

Jumlah ini setara dengan sekitar 6.547 kasus kekerasan seksual terhadap anak terjadi selama tahun 2021.

Namun, angka-angka ini kemungkinan hanya sebagian kecil dari kasus yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, Bupati Ini Nikahi Gadis Yang Diduga Dia Cabuli, Dikecam Komnas Perempuan

Banyak korban yang memilih untuk tidak melapor atau mengungkapkan kasus kekerasan seksual yang mereka alami.

Hal ini menunjukkan bahwa kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak adalah fenomena gunung es, yang artinya jumlah kasus yang sesungguhnya terjadi mungkin lebih buruk daripada yang sudah diketahui saat ini.

Penyebab Seseorang yang Menjumpai Peristiwa Kekerasan Seksual Memilih Diam atau Pasif

Lalu, apa yang menyebabkan seseorang yang menjumpai peristiwa kekerasan seksual memilih diam atau pasif?

Psikolog klinis dari Personal Growth, Ni Made Diah Ayu Anggreni, MPsi, mengatakan, setiap orang memiliki respons yang beragam ketika menghadapi situasi buruk atau berisiko, termasuk saat menjadi korban pelecehan sosial.

“Respons setiap orang berbeda-beda sehingga tidak bisa digeneralisasi,” ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu (9/6/2021).

Ada tiga respons umum yang biasanya timbul saat terjadi pelecehan, yaitu fight, flight, dan freeze. Ayu menjelaskan, respons ini dapat muncul secara bergantian atau bersamaan, tergantung pada individunya.

Ada individu yang memberikan respons fight atau berani melawan, namun ada juga yang hanya memberikan respons freeze atau membeku dan tidak bereaksi sama sekali.

Respons freeze ini bisa terjadi karena orang tersebut merasa terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa.

“Di mana orang tersebut secara tidak sadar tidak bisa melakukan suatu hal untuk merespon situasi tersebut,” kata Ayu.

Banyak orang yang merasa bingung ketika berada di posisi korban.

Baca Juga: Pakar Bocorkan 'Senjata Terakhir' Ferdy Sambo yang Bisa Menyelamatkannya Dari Hukuman Berat

Lantas, apa yang harus dilakukan ketika kita mengalami pelecehan seksual?

Ayu menyarankan, hal yang bisa kita lakukan ketika menjadi korban pelecehan seksual adalah mencari tempat yang ramai dan meminta bantuan dari orang lain.

Jika kita merasa tidak siap atau tidak bisa melakukan hal itu, maka usahakan untuk menenangkan diri dulu.

“Misal dengan melakukan relaksasi nafas atau menghubungi orang terdekat untuk meminta untuk dihampiri dan memberikan bantuan,” ucapnya.

Setelah pelecehan terjadi, banyak korban yang memilih untuk tidak “speak up” atau mengungkapkan kasus pelecehan seksual yang mereka alami.

Ayu mengungkapkan, korban pelecehan seksual bisa mengalami berbagai dampak psikologis, seperti depresi, rendah diri, trauma, ketakutan, hingga kesulitan dalam menjalin hubungan yang intim.

Selain itu, kebanyakan korban memilih untuk menyimpan rahasia dan tidak menceritakan masalahnya.

Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh perasaan malu, bersalah, menyalahkan diri sendiri, serta takut dijauhi dan dikucilkan.

“Sehingga untuk dapat berbicara, bahkan pada orang terdekat, membutuhkan keberanian.”

“Apakah ingin berbicara kepada satu kelompok atau seratus orang, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menceritakan kisah Anda, berani untuk terbuka,” tuturnya.

Menceritakan pengalaman pelecehan sebenarnya bisa membantu korban mengatasi perasaan malu dan rahasia yang membuat mereka merasa terisolasi.

Beberapa orang juga berani membuka diri sebagai bentuk pemberdayaan diri dan edukasi bagi orang lain tentang kekerasan seksual.

“Bercerita adalah salah satu cara Anda bisa menjadi model bagi para penyintas lainnya. Ini bisa memberdayakan untuk berbicara menentang kejahatan orang lain. Berbicara dapat mengangkat beban keheningan,” ucapnya.

Namun, sebelum “speak up”, pastikan korban sudah merasa lebih tenang dan berani untuk mengungkapkan masalahnya.

Setelah berbagi dengan orang-orang yang dipercaya, korban bisa mencari bantuan profesional untuk mendapatkan pendampingan.

Namun, jangan pernah memaksa korban untuk bercerita.

“Jangan memaksa korban untuk menceritakan pengalaman tersebut karena mampu membuat dirinya semakin takut dan cemas,” kata Ayu.

Penutup

Kekerasan seksual adalah masalah yang serius dan harus ditangani dengan segera dan tepat.

Korban atau saksi kekerasan seksual tidak perlu merasa malu, bersalah, atau takut untuk melapor atau mengungkapkan pengalaman mereka.

Mereka berhak untuk mendapatkan bantuan, dukungan, dan keadilan.

Apa penyebab seseorang yang menjumpai peristiwa kekerasan seksual memilih diam atau pasif bukanlah hal yang penting untuk ditanyakan, melainkan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka.

Kita bisa menjadi bagian dari solusi dengan memberikan rasa aman, percaya, dan peduli kepada korban atau saksi kekeras

Baca Juga: Keterangan Pacar Brigadir J Perkuat Kesaksian Pelecehan Seksual Istri Ferdy Sambo? Kini Komnas Perempuan Ungkap Dugaan Perkosaan

Artikel Terkait