Penulis
Intisari-online.com - Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia, yang memiliki sejarah yang kaya akan kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya di masa lalu.
Ada enam kerajaan Islam yang diketahui sejauh ini.
Islam masuk ke Kalimantan melalui dua pintu, yaitu Jawa (dari Selatan) dan Malaka (dari Barat).
Proses Islamisasi di Kalimantan berlangsung secara efektif mulai sekitar abad 15 hingga 16 Masehi.
Perkembangan Islam di Kalimantan menggeser keberadaan agama Hindu Buddha dan berdampak pada munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan.
Berikut ini adalah enam kerajaan Islam di Kalimantan yang patut diketahui.
1. Kerajaan Selimbau
Kerajaan Selimbau merupakan kerajaan kecil yang terletak di Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Pada awalnya, Kerajaan Selimbau merupakan kerajaan bercorak Hindu, yang didirikan oleh orang Dayak yang bernama Guntur Baju Binduh atau Raja Abang Bhindu sekitar abad ke-7.
Kerajaan Selimbau berubah menjadi kerajaan Islam saat masa pemerintahan raja yang ke-20, yaitu Pangeran Muhammad Jalaludin yang bergelar Pangeran Suta Kusuma.
Pada masa ini, kerajaan mengirim utusan ke Kerajaan Mempawah dan Pontianak, dan mendapat bantuan dari kedua kerajaan tersebut untuk menjadi kerajaan yang kuat dan disegani.
Baca Juga: Sosok Kudungga, Raja Pertama di Kerajaan Kutai yang Memeluk Agama Hindu
2. Kerajaan Mempawah
Kerajaan Mempawah terletak di wilayah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Asal usul nama Mempawah dari istilah "Mempauh", sejenis pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian dikenal dengan sungai Mempawah.
Awalnya, pola pemerintahan Kerajaan Mempawah berasal dari Bengkule Siltankg dan Kerajaan Sidiniang yang masih bersumber pada adat istiadat suku Dayak.
Saat itu, corak kerajaan menganut ajaran agama Hindu.
Pada masa pemerintahan panembahan Senggaok, sistem pemerintahan tradisional masih dipertahankan namun mulai masuk ajaran Islam dalam kehidupan kerajaan.
Kemudian, pada masa pemerintahan Raja Opu Daeng Menambun yang bertahta pada tahun 1740, pengaruh Islam semakin kuat.
Kerajaan mulai memadukan hukum-hukum adat lama dengan hukum bersumber pada ajaran Islam.
3. Kerajaan Tanjungpura
Kerajaan Tanjungpura merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Barat, yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-8.
Hingga saat ini belum ditemukan sumber-sumber sejarah yang mengisahkan awal berdirinya kerajaan ini.
Kerajaan Tanjungpura memiliki banyak nama, yang disebabkan kerajaan kerap berpindah ibu kota.
Perpindahan ibu kota terjadi sekitar abad ke-15.
Nama-nama Kerajaan Tanjungpura di antaranya Bakulapura sebagai daerah taklukan Singasari, Sukadana, Matan, dan Kota Waringin.
Awalnya, Kerajaan Tanjungpura bercorak Hindu.
Pengaruh Islam mulai terjadi saat ibu kota kerajaan dipindahkan ke Sukadana.
Sultan Muhammad Syaifuddin yang memerintah sekitar tahun 1622-1665 adalah raja pertama yang bergelar sultan.
Baca Juga: Mengenal Kerajaan Gelgel, Cikal Bakal Kerajaan-kerajaan di Bali
4. Kesultanan Banjar
Kesultanan Banjar adalah kerajaan Islam terbesar dan tertua di Kalimantan, yang berdiri sejak abad ke-16.
Kesultanan Banjar merupakan pecahan dari Kerajaan Negara Dipa, yang bercorak Hindu.
Kesultanan Banjar didirikan oleh Raden Samudera, yang merupakan putra dari Raja Negara Dipa, Suriansyah.
Raden Samudera memeluk Islam setelah mendapat pengaruh dari Syekh Abdullah Maulana Maghribi, seorang ulama dari Maroko.
Raden Samudera kemudian bergelar Sultan Suriansyah, dan menjadi raja pertama Kesultanan Banjar.
Wilayah Kesultanan Banjar meliputi sebagian besar Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Kesultanan Banjar berakhir pada tahun 1860, setelah ditaklukan oleh Belanda.
5. Kesultanan Kotawaringin
Kesultanan Kotawaringin adalah kerajaan Islam yang berawal dari pemberontakan, yang berdiri pada tahun 1679.
Kesultanan Kotawaringin merupakan cabang dari Kesultanan Banjar, yang didirikan oleh Pangeran Adipati Antakusuma, yang merupakan putra dari Sultan Mustain Billah dari Banjar.
Pangeran Adipati Antakusuma mendirikan kerajaan ini setelah ia gagal merebut tahta Banjar dari saudaranya, Pangeran Adipati Tuha.
Pangeran Adipati Antakusuma memimpin pemberontakan terhadap Pangeran Adipati Tuha, yang didukung oleh sebagian besar rakyat Banjar, namun berhasil dipadamkan oleh pasukan Pangeran Adipati Tuha, yang dibantu oleh Belanda.
Pangeran Adipati Antakusuma terpaksa melarikan diri dari Banjar dan mencari perlindungan di Kotawaringin, sebuah daerah yang terletak di sebelah barat Banjar.
Di Kotawaringin, Pangeran Adipati Antakusuma disambut oleh Dipati Ngganding, yang kemudian menyerahkan kekuasaan Kotawaringin kepada Pangeran Adipati Antakusuma, yang kemudian mendirikan Kesultanan Kotawaringin.
Pangeran Adipati Antakusuma menjadi raja pertama Kesultanan Kotawaringin, dengan gelar Pangeran Ratu I.
Baca Juga: Keturunan Syekh Bentong, Inilah Latar Belakang Ibu Raden Patah yang Dibenci Permaisuri Majapahit
6. Kerajaan Pagatan
Kerajaan Pagatan adalah kerajaan Islam yang bertahan di tengah dominasi Kesultanan Banjar, yang berdiri sekitar abad ke-16.
Kerajaan Pagatan terletak di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Asal usul nama Pagatan dari kata "pagat", yang berarti "berkumpul" atau "bersatu" dalam bahasa Banjar.
Kerajaan Pagatan didirikan oleh Pangeran Tumenggung, yang merupakan putra dari Raja Negara Dipa, Suriansyah.
Pangeran Tumenggung tidak mengikuti jejak ayahnya yang memeluk Islam, tetapi tetap mempertahankan agama Hindu.
Pangeran Tumenggung kemudian menikah dengan putri dari Kerajaan Tanjungpura, yang bernama Ratu Intan Sari.
Dari pernikahan ini, lahir seorang putra yang bernama Pangeran Aria Mangkubumi, yang kemudian memeluk Islam dan menjadi raja kedua Kerajaan Pagatan.
Pangeran Aria Mangkubumi bergelar Sultan Muhammad Aminullah, dan menjadi raja pertama yang bergelar sultan di Kerajaan Pagatan.
Itulah enam kerajaan Islam di Kalimantan yang memiliki sejarah dan peran penting dalam perkembangan Islam di pulau ini.
Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan menjadi bagian dari sejarah dan identitas bangsa Indonesia, yang patut untuk dihormati dan dilestarikan.