Find Us On Social Media :

Kerajaan Islam Pertama Di Jawa Didirikan Oleh Raden Patah, Kerajaan Islam Tersebut Adalah

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 1 Desember 2023 | 16:17 WIB

Kerajaan Islam pertama di Jawa berdiri pada 1500 masehi didirikan oleh Raden Patah. Kerajaan Islam tersebut adalah Kerajaan Demak.

Intisari-Online.com - Kerajaan Islam pertama di Jawa berdiri pada abad 15 didirikan oleh Raden Patah.

Kerajaan Islam tersebut adalah Kerajaan Demak.

Selama berdirinya, Kerajaan Demak dikenal sebagai salah satu pusat persebaran Agama Islam yang ada di Indonesia.

Sosok Wali Songo punya peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa selama masa kekuasaan Kerajaan Demak.

Kerajaan Demak berada di Jawa Tengah, tepatnya di sebuah daerah yang bernama Bintoro.

Wilayah Demak awalnya hanyalah sebuah wilayah kadipaten yang menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit.

Seperti disebut di awal, Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang juga menjadi raja pertama di kerajaan tersebut.

Raden Patah yang sebelumnya pergi meninggalkan Majapahit mendirikan Kerajaan Demak setelah memperoleh dukungan dari bupati yang berkuasa di sekitar wilayah Demak.

Dia lalu mendirikan Kerajaan Demak dengan Islam sebagai asas pemerintahannya.

Pada masa pemerintahan Raden Patah, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan.

Raden Patah memerintah hingag 1518 dan diteruskan oleh putranya, Pati Unus.

Tapi sayang, Pati Unus hanya berkuasa selama tiga tahun.

Sosok yang dikenal sebagai Pangeran Sabrang Lor itu gugur dalam usahanya untuk menyerbu Portugis di Malaka untuk kedua kalinya pada 1521.

Setelah itu, tahta Demajk diserahkan kepada Sultan Trenggana.

Di masa inilah Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada tahun 1521-1546.

Beberapa wilayah berhasil dia kuasai, seperti Madura, Blambangan, Mataram, hingga Pajang.

Sultan Trenggana meninggal dunia pada 1546 dan tahta diserahkan kepada Sunan Prawoto.

Tapi Sunan Prawoto adalah sosok yang sangat relijius yang lebih tertarik untuk menjalani kehidupan sebagai seorang ulama penyebar Islam.

Sunan Prawoto kemudian terbunuh oleh utusan Arya Penangsang.

Hal ini karena Arya Penangsang ingin mengambil alih kekuasaan di Kerajaan Demak.

Arya Penangsangan kemudian memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke Jipang.

Berbagai konflik mulai muncul setelah tindakan itu dilakukan, terlebih setelah adanya pemindahan Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1586 karena Sultan Hadiwijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang.

Pada masa itu pula Kerajaan Demak berakhir atau runtuh dan jatuh ke tangan Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang.

Runtuhnya Kerajaan Demak disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain:

1. Sengketa Kekuasaan

Sengketa kekuasaan terjadi karena Raden Patah diketahui mempunyai banyak anak laki-laki, tapi berasal dari ibu yang berbeda-beda.

Hal ini bertambah rumit setelah Adipati Unus meninggal tanpa memiliki keturunan anak laki-laki.

2. Perang Saudara

Perang saudara terjadi karena perebutan tahta antara dua putra Raden Patah yaitu Pangeran Surowiyoto (Sekar Seda Lepen) dengan Sultan Trenggana.

Hal ini terjadi karena Seda Lepen yang merupakan putra tertua dari sang raja, tapi terlahir dari istri ketiga.

Sementara Sultan Trenggana yang lebih muda, lahir dari istri yang pertama.

Sunan Prawoto yang merupakan putra Sultan Trenggana disebut membunuh Seda Lepen karena kedudukannya tidak berjalan lancar dan ditentang keras.

Sementara Arya Penangsang yaitu putra dari Sekar Seda Lepen membalaskan dendam ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto sekeluarga dan merebut posisi raja Demak yang kelima.

3. Kegagalan Pemerintahan

Kegagalan pemerintahan Kerajaan Demak juga menjadi salah satu faktor runtuhnya kerajaan tersebut.

Perbedaan mazhab antara masyarakat dan bangsawan, sikap pemerintah yang terlalu fokus dengan perang menghadapi Portugis, serta kurangnya kemauan untuk mendengarkan aspirasi dari rakyat, membuat Kerajaan Demak tidak dapat bertahan.

Peninggalan Kerajaan Demak

Beberapa peninggalan Kerajaan Demak yang masih dapat ditemukan dan menjadi sumber sejarah antara lain:

1. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak yang diperkirakan didirikan pada tahun 1479 M adalah bangunan bersejarah yang terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota.

2. Soko Tatal

Soko Tatal adalah tiang penyangga yang terbuat dari potongan kayu sisa pembuatan dari Soko Guru.

Soko Guru sendiri merupakan tiga buah tiang yang menyangga Masjid Agung Demak.

3. Situs Kolam Wudhu (Pawastren)

Situs Kolam Wudhu atau Pawastren merupakan tempat berwudhu untuk jamaah perempuan di Masjid Agung Demak.

Situs Kolam Wudhu ini memiliki dinding yang sangat indah dengan ukiran berupa motif majapahitan atau dinamakan maksurah.

4. Makam Raja-Raja Demak

Makam Raja-Raja Demak atau Makam Raja-Raja Kesultanan Demak berada di sisi barat laut Masjid Agung Demak yang masih berada di area kompleks masjid.

Kompleks pemakaman ini juga sering disebut masyarakat sebagai Pemakaman Kesultanan Bintoro Demak atau Kesultanan Demak.

Tiga bangunan kuburan utama yang ada di kompleks ini adalah Makam Raden Patah, Pati Unus dan Dewi Murthosimah, permaisuri Raden Patah.

Itulah artikel tentan Kerajaan Demak, Kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada abad 15.