Find Us On Social Media :

Misteri dan Keajaiban di Balik Tradisi Tiwah di Kalimantan Tengah

By Afif Khoirul M, Kamis, 30 November 2023 | 17:15 WIB

Ilustrasi - Tradisi Tiwah dari Kalimantan Tengah.

Intisari-online.com - Tradisi Tiwah adalah upacara pemakaman yang dilakukan dengan cara memindahkan tulang-belulang jenazah dari kuburan lama ke tempat baru yang disebut Sandung atau Pambak.

Sandung adalah sebuah peti mati kayu yang diletakkan di atas tiang tinggi yang disebut Sapundu atau Lumbung.

Sandung dihiasi dengan berbagai simbol dan ornamen yang melambangkan status sosial, profesi, dan karakteristik dari orang yang meninggal.

Tradisi Tiwah bertujuan untuk mengantarkan roh atau arwah orang yang meninggal, yang disebut Liau atau Liaw, ke dunia arwah yang sempurna, yang disebut Lewu Tatau atau Lewu Liaw.

Dunia arwah ini terletak di langit ketujuh, yang merupakan tempat asal manusia sebelum terlahir di dunia.

Dengan demikian, tradisi Tiwah merupakan suatu kewajiban bagi masyarakat Dayak, baik secara moral maupun sosial, untuk menghormati dan menyucikan leluhur mereka.

Bagaimana Proses Tradisi Tiwah?

Tradisi Tiwah merupakan upacara yang kompleks dan membutuhkan sumber daya yang besar. Tradisi ini melibatkan banyak orang, baik dari keluarga, kerabat, tetangga, maupun tamu undangan.

Tradisi ini juga membutuhkan banyak bahan, seperti hewan kurban, sesaji, pakaian, perhiasan, dan lain-lain.

Tradisi ini juga membutuhkan waktu yang lama, bisa berlangsung dari tiga hari, tujuh hari, hingga lebih dari satu bulan.

Tradisi Tiwah dilakukan setelah orang yang meninggal sudah dikubur selama beberapa tahun, bisa tujuh tahun, sepuluh tahun, atau lebih.

Hal ini karena yang dibutuhkan dalam tradisi ini adalah tulang-belulang, bukan jenazah utuh. Selain itu, tradisi ini juga membutuhkan persiapan yang matang, baik secara fisik, mental, maupun finansial.