Penulis
Intisari-online.com - Pada hari Rabu, 30 November 2023, pukul 08.06 WIB, terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5,1 di wilayah Boven Digoel Papua.
Gempa bumi ini berpusat di darat dengan jarak 59 km arah timur laut Kota Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Gempa bumi ini berkedalaman 10 km dan merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Rahmat Triyono, gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan oblique naik (oblique-thrust fault).
Mekanisme ini terjadi ketika dua lempeng bumi saling mendekat dan menekan satu sama lain, sehingga salah satu lempeng naik ke atas lempeng lainnya.
Mekanisme ini dapat menyebabkan gempa bumi yang cukup kuat dan merusak.
Namun, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami karena lokasinya yang berada di darat dan tidak mempengaruhi struktur dasar laut.
Gempa bumi ini juga tidak menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat di sekitarnya.
Gempa bumi ini hanya dirasakan hingga daerah Oksibil dengan skala intensitas gempa bumi (MMI) III, yang berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,2, Mengguncang Halmahera Berpusat di Laut Maluku Utara, Ini Lempengan Penyebabnya
Masyarakat diharapkan untuk mengikuti arahan dan informasi resmi dari BMKG yang dapat diakses melalui website, media sosial, aplikasi, atau call center BMKG.
Gempa bumi yang terjadi di Boven Digoel Papua ini merupakan salah satu dari banyak gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang berada di pertemuan tiga lempeng bumi utama, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Interaksi antara lempeng-lempeng ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan aktivitas gempa bumi dan gunung berapi tertinggi di dunia.
Salah satu zona gempa bumi yang paling aktif di Indonesia adalah zona megathrust Sunda, yang merupakan zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.
Zona ini membentang dari Sumatera hingga Jawa dan Bali, dan merupakan sumber dari beberapa gempa bumi besar dan tsunami yang pernah terjadi di Indonesia, seperti gempa bumi Aceh 2004, gempa bumi Padang 2009, dan gempa bumi Palu 2018.
Selain zona megathrust Sunda, Indonesia juga memiliki zona gempa bumi lain yang disebabkan oleh sesar-sesar lokal, seperti sesar Sumatera, sesar Lembang, sesar Palu-Koro, sesar Sorong, dan sesar Jayapura.
Sesar-sesar ini merupakan patahan atau retakan di permukaan bumi yang terbentuk akibat gaya tektonik yang bekerja pada lempeng bumi.
Sesar-sesar ini dapat bergerak secara mendadak dan menyebabkan gempa bumi.
Gempa bumi yang terjadi di Boven Digoel Papua ini diduga berasal dari sesar Jayapura, yang merupakan sesar yang memanjang dari Teluk Cenderawasih hingga Laut Arafura.
Sesar ini merupakan sesar geser, yaitu sesar yang terbentuk ketika dua lempeng bumi bergerak sejajar namun berlawanan arah.
Sesar ini dapat menyebabkan gempa bumi dangkal yang terjadi di darat atau di perairan dangkal.
Gempa bumi yang terjadi di Indonesia memiliki dampak yang bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti magnitudo, kedalaman, jarak, mekanisme, dan kondisi geografis.
Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, infrastruktur, dan lingkungan, serta menimbulkan korban jiwa dan materi.
Gempa bumi juga dapat memicu bencana lain, seperti tsunami, longsor, likuifaksi, dan erupsi gunung berapi.