Peran Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit Dalam Proses Integrasi Antar Pulau Pada Masa Hindu-Budha

Afif Khoirul M

Penulis

Trowulan merupakan salah satu misteri ibu kota kerajaan Majapahit, seperti apa situs ini?

Intisari-online.com - Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di antara dua benua dan dua samudra.

Kondisi geografis ini menimbulkan tantangan dan peluang bagi proses integrasi antar pulau yang berbeda budaya, bahasa, dan agama.

Pada masa kerajaan Hindu-Budha, terdapat dua kerajaan besar yang berperan penting dalam proses integrasi antar pulau, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.

Kedua kerajaan ini memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar dalam perkembangan Hindu-Budha di Nusantara.

Adanya peran kedua kerajaan ini membuat pulau-pulau di Nusantara bisa saling berintegrasi sehingga pulau-pulau tersebut bisa menjadi pusat perdagangan, penyebaran agama, pendidikan, dan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.

Peran Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan.

Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-7 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-10 Masehi.

Wilayah kekuasaan Sriwijaya meliputi seluruh Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok, hingga Thailand dan Kamboja.

Kerajaan Sriwijaya berperan dalam proses integrasi antar pulau melalui beberapa aspek, yaitu:

- Jalur perdagangan. Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim yang menghubungkan India, Cina, dan Timur Tengah.

Sriwijaya memanfaatkan posisi strategisnya di Selat Malaka dan Selat Sunda untuk mengendalikan lalu lintas kapal dagang yang melintasi perairan tersebut.

Baca Juga: Kerajaan Kahuripan, Sebuah Kerajaan yang Berumur Pendek tapi Berjaya

Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara, seperti Tarumanegara, Mataram, Kalingga, dan Bali.

Dengan demikian, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan pulau-pulau di Nusantara dengan dunia luar.

- Penyebaran agama. Sriwijaya merupakan kerajaan yang menganut agama Buddha Mahayana dan Vajrayana.

Sriwijaya menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Nusantara dan Asia Tenggara.

Sriwijaya juga mengirimkan utusan-utusan ke India untuk belajar agama Buddha dan membawa kembali kitab-kitab suci, patung-patung, dan relik-relik Buddha.

Sriwijaya juga mendirikan biara-biara dan candi-candi Buddha di wilayah kekuasaannya, seperti Muara Takus, dan Muara Jambi.

Sriwijaya juga menerima kunjungan dari para biksu dan peziarah Buddha dari India, Cina, dan Tibet, seperti I-Tsing, Fa-Hsien, dan Atisha. Dengan demikian, Sriwijaya menjadi pusat penyebaran agama Buddha yang mempengaruhi kepercayaan dan kebudayaan pulau-pulau di Nusantara.

- Pendidikan. Sriwijaya merupakan kerajaan yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Sriwijaya memiliki universitas Buddha terbesar di dunia pada masa itu, yaitu Nalanda. Universitas ini menjadi tempat belajar bagi para biksu dan sarjana dari berbagai negara, seperti India, Cina, Tibet, Kamboja, dan Jawa.

Universitas ini juga memiliki perpustakaan yang menyimpan ribuan kitab suci dan karya sastra.

Sriwijaya juga menghasilkan karya-karya sastra yang terkenal, seperti Kedukan Bukit, Talang Tuwo, Kota Kapur, dan Siddhayatra.

Baca Juga: Kebijakan Raja Airlangga dalam Bidang Agama, Pendidikan, dan Ekonomi Hingga Dampaknya terhadap Rakyat Kahuripan

Sriwijaya juga mengembangkan aksara Pallawa yang menjadi dasar aksara-aksara di Nusantara, seperti aksara Kawi, Jawa, Bali, dan Bugis.

Dengan demikian, Sriwijaya menjadi pusat pendidikan yang meningkatkan kualitas intelektual dan kreativitas pulau-pulau di Nusantara.

Peran Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Nusantara yang berpusat di Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-13 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 Masehi.

Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh wilayah Indonesia saat ini, kecuali Sunda, dan beberapa daerah di Semenanjung Malaya, Filipina, dan Papua.

Kerajaan Majapahit berperan dalam proses integrasi antar pulau melalui beberapa aspek, yaitu:

- Penguasaan wilayah. Majapahit merupakan kerajaan yang memiliki kekuatan militer yang tangguh.

Majapahit berhasil memperluas wilayahnya melalui ekspedisi-ekspedisi militer yang dipimpin oleh para panglima perang, seperti Gajah Mada, Adityawarman, dan Nala.

Majapahit juga berhasil menundukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara, seperti Singasari, Bali, Sunda, Madura, Banten, Mataram, Pajajaran, dan Maluku.

Majapahit juga berhasil mengalahkan kerajaan-kerajaan asing yang mencoba mengganggu kedaulatannya, seperti Mongol, Champa, dan Siam.

Dengan demikian, Majapahit menjadi kerajaan yang menyatukan pulau-pulau di Nusantara di bawah satu pemerintahan.

- Penyebaran agama. Majapahit merupakan kerajaan yang menganut agama Hindu dan Buddha. Majapahit menjadi pusat penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara dan Asia Tenggara.

Baca Juga: Apakah yang Menyebabkan Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke Daerah timur Pulau Jawa?

Majapahit juga mengirimkan utusan-utusan ke India untuk belajar agama Hindu dan Buddha dan membawa kembali kitab-kitab suci, patung-patung, dan relik-relik Hindu dan Buddha.

Majapahit juga mendirikan candi-candi Hindu dan Buddha di wilayah kekuasaannya, seperti Candi Penataran, Candi Panataran, Candi Sukuh, dan Candi Jawi.

Majapahit juga menerima kunjungan dari para pendeta dan peziarah Hindu dan Buddha dari India, Cina, dan Tibet, seperti Vidyapati, Parameswara, dan Dharmakirti.

Dengan demikian, Majapahit menjadi pusat penyebaran agama Hindu dan Buddha yang mempengaruhi kepercayaan dan kebudayaan pulau-pulau di Nusantara.

- Pendidikan. Majapahit merupakan kerajaan yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Majapahit memiliki universitas Hindu dan Buddha yang terkenal, yaitu Sang Hyang Kamahayanikan.

Universitas ini menjadi tempat belajar bagi para pendeta dan sarjana dari berbagai negara, seperti India, Cina, Tibet, Kamboja, dan Jawa.

Universitas ini juga memiliki perpustakaan yang menyimpan ribuan kitab suci dan karya sastra.

Majapahit juga menghasilkan karya-karya sastra yang terkenal, seperti Negarakertagama, Pararaton, Sutasoma, dan Arjunawiwaha.

Majapahit juga mengembangkan aksara Jawa yang menjadi dasar aksara-aksara di Nusantara, seperti aksara Bali, Batak, Lampung, dan Rejang.

Dengan demikian, Majapahit menjadi pusat pendidikan yang meningkatkan kualitas intelektual dan kreativitas pulau-pulau di Nusantara.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit memiliki peran yang besar dalam proses integrasi antar pulau pada masa Hindu-Budha.

Kedua kerajaan ini berhasil menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantara.

Artikel Terkait