Find Us On Social Media :

Dari Sultan ke Residen, Transformasi Politik Kerajaan Banjar di Bawah Pengaruh Belanda

By Afif Khoirul M, Sabtu, 18 November 2023 | 13:30 WIB

(Ilustrasi) Masjid Sultan Suriansyah - Salah Satu Peninggalan Kerajaan Banjar

Intisari-online.com - Kerajaan Banjar adalah salah satu kerajaan Islam tertua dan terbesar di Kalimantan.

Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-16 dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17 dan ke-18.

Kerajaan Banjar memiliki hubungan perdagangan dan diplomasi dengan berbagai negara, termasuk Belanda, Inggris, Siam, Jawa, dan Makassar.

Namun, hubungan antara Kerajaan Banjar dan Belanda tidak selalu harmonis.

Sejak awal kedatangan Belanda di Kalimantan pada tahun 1606, Belanda berusaha untuk menguasai sumber daya alam dan perdagangan di wilayah Kerajaan Banjar, terutama lada, emas, dan intan.

Belanda juga ingin menjadikan Kerajaan Banjar sebagai basis untuk menghadapi persaingan dengan Inggris dan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Untuk mencapai tujuannya, Belanda melakukan berbagai cara, mulai dari perjanjian, intervensi, ancaman, hingga perang.

Belanda berhasil mendapatkan beberapa konsesi dari Kerajaan Banjar, seperti hak monopoli perdagangan, pembayaran upeti, dan pengiriman bantuan militer.

Namun, Kerajaan Banjar tidak mau menyerah begitu saja.

Kerajaan Banjar melakukan perlawanan, baik secara terbuka maupun diam-diam, melalui pemberontakan, persekutuan, dan diplomasi.

Akibatnya, terjadi konflik-konflik berkepanjangan antara Kerajaan Banjar dan Belanda, yang berdampak besar bagi masyarakat Banjar.

Baca Juga: Ini Hasil Interaksi Budaya pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia