Find Us On Social Media :

Menjadi Wujud Rasa Syukur Atas Panen Yang Melimpah, Tradisi Tari Gandrung Ternyata Berasal Dari Daerah Ini

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 16 November 2023 | 11:17 WIB

Tradisi tari gandrung berasal dari Suku Osing, Banyuwangi, Jawa Timur. Tari ini sebagai bentuk syukur atas panen yang melimpah.

Namun sejak 1970-an, Tari Gandrung semakin diminati sehingga banyak gadis yang menarikannya.

Hingga saat ini, tarian tradisional ini semakin populer sehingga Banyuwangi turut dijuluki sebagai Bumi Gandrung.

Ciri Khas

Ciri khas Tari Gandrung dapat dilihat dari tata busana penari dan musik yang mengiringinya.

Busana penari Gandrung berbeda dengan busana tarian tradisional lain dari Jawa, namun memiliki sedikit kesamaan dengan Bali.

Busana tubuhnya berupa baju beludru berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen berwarna emas dan manik-manik.

Pada bagian leger ada ilat-ilatan yang menutup dada, lengan dihias dengan satu buah kelat bahu, dan pinggang menggunakan ikat.

Bagian kepala penari dihiasi dengan mahkota yang disebut omprok, dan terbuat dari kulit kerbau.

Sedangkan alat musik pengiting Tari Gandrung antara lain gong, kluncing, biola, kendhang dan kethuk.

Gerakan Tari Gandrung

Secara umum pementasan Tari Gandrung terbagi dalam tiga gerakan, yaitu jejer, maju, dan seblang subuh.

Jejer merupakan tahapan awal pembuka tarian. Para penari biasa menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo.

Setelah itu akan masuk dalam tahap maju, yaitu penari mulai memberikan selendang kepada para tamu.

Tamu yang diberi selendang untuk diajak menari biasanya tamu penting, berjumlah empat orang, dan membentuk bujur sangkar dengan para penari berada di tengah.

Para penari kemudian mendatangi para tamu dengan gerakan yang menggoda, dan menjadi esensi tarian ini yaitu menggambarkan hawa nafsu.

Pada tahap maju ini penari juga akan meminta penonton untuk memilih lagu yang akan dibawakan.

Tahap kedua ini akan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh.

Kemudian Tari Gandrung akan masuk pada tahap penutup yaitu Seblang Subuh.

Seblang Subuh dimulai dengan gerakan penari secara pelan dan penuh penghayatan, seraya menyanyikan lagu-lagu sedih.

Dalam Seblang subuh ini akan ada suasana mistis karena masih terhubung dengan ritual Seblang, yaitu ritual penyucian di masyarakat Osing atau Banyuwangi.