Find Us On Social Media :

Perang Aceh, Akhir dari Kesultanan Aceh yang Berdiri Selama Empat Abad

By Afif Khoirul M, Minggu, 5 November 2023 | 13:30 WIB

Ilustrasi - Peninggalan kerajaan Aceh.

Intisari-online.com - Perang Aceh adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang menandai akhir dari eksistensi Kerajaan Aceh Darussalam, kerajaan Islam terakhir di Nusantara yang berdiri selama empat abad.

Perang ini berlangsung dari tahun 1873 hingga 1903 antara Aceh dan Belanda, yang saat itu merupakan penguasa kolonial di Indonesia.

Perang Aceh dipicu oleh ambisi Belanda untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia, termasuk Aceh yang memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional.

Belanda juga ingin mengamankan sumber daya alam Aceh, seperti lada, emas, dan minyak.

Selain itu, Belanda merasa terancam oleh hubungan Aceh dengan negara-negara lain, seperti Turki, Inggris, dan Prancis, yang memberikan dukungan politik dan militer kepada Aceh .

Perang Aceh terbagi menjadi tiga fase, yaitu fase pertama (1873-1874), fase kedua (1874-1896), dan fase ketiga (1896-1903).

Fase pertama dimulai dengan serangan Belanda ke ibu kota Aceh, Kutaraja (sekarang Banda Aceh), pada tanggal 8 April 1873.

Belanda berhasil menguasai istana sultan, tetapi tidak dapat menangkap Sultan Mahmud Syah, yang melarikan diri ke pedalaman.

Aceh kemudian melakukan perlawanan dengan melakukan serangan gerilya dan peperangan tradisional.

Fase pertama berakhir dengan perjanjian damai antara Belanda dan Aceh pada tanggal 26 Maret 1874, yang mengakui kedaulatan Belanda atas Aceh, tetapi memberikan otonomi kepada Aceh dalam urusan dalam negeri.

Fase kedua dimulai dengan pelanggaran perjanjian damai oleh Belanda, yang mencoba mengintervensi urusan dalam negeri Aceh.

Baca Juga: Sosok Dalem Bedahulu, Penguasa Terakhir Kerajaan Bali yang Hilang Misterius