Find Us On Social Media :

Gugur Sebagai Korban PKI, Sosok Ini Ternyata Asisten Intelijen Ahmad Yani

By Afif Khoirul M, Senin, 9 Oktober 2023 | 18:00 WIB

Sosok jenderal S.Parman korban PKI.

S. Parman menjadi salah satu penandatangan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah kemerdekaan, S. Parman bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ia menjadi asisten intelijen Ahmad Yani yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Divisi V Banyumas.

S. Parman ikut berjuang dalam perang kemerdekaan melawan Belanda dan Inggris.

Pada tahun 1950, S. Parman diangkat menjadi Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kodam) V Brawijaya di Surabaya.

Ia kemudian menjabat sebagai Kepala Staf Kodam IV Diponegoro di Semarang pada tahun 1952.

Pada tahun 1954, ia dipindahkan ke Jakarta dan menjadi asisten intelijen Ahmad Yani yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

S. Parman mendapat pangkat mayor jenderal pada tahun 1960 dan menjadi Wakil KSAD pada tahun 1962.

Ia juga menjadi anggota Dewan Pertahanan Nasional (DPN) dan Dewan Revolusi Nasional (DRN).

Kemudian dikenal sebagai tokoh militer yang loyal, disiplin, cerdas, dan berwawasan luas.

Pada tanggal 1 Oktober 1965, S. Parman menjadi salah satu korban pembunuhan oleh gerakan G30S yang dipimpin oleh Letkol Untung dari Resimen Tjakrabirawa.

Baca Juga: Disebut 'Putra Mahkota yang Tertukar' Inilah Ramalan Kerajaan Kutai Tentang Presiden RI 2024

Ia dibunuh di rumah dinasnya di Jalan Gatot Subroto No. 6 Jakarta bersama dengan Ahmad Yani dan lima jenderal lainnya.

Jenazahnya dibawa ke Lubang Buaya dan dimutilasi oleh para pemberontak.

S. Parman dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada tanggal 3 Oktober 1965.

Ia mendapat gelar pahlawan revolusi dari pemerintah Indonesia atas jasa-jasanya bagi bangsa dan negara.