Find Us On Social Media :

Ternyata Tidak Sama, Inilah 4 Perbedaan Orang Solo dan Yogyakarta

By Yoyok Prima Maulana, Rabu, 27 September 2023 | 19:11 WIB

Perbedaan orang Solo dan Yogyakarta.

Intisari-online.com - Solo dan Yogyakarta sama-sama dikenal sebagai pusat dari kebudayaan jawa.

Keduanya sama-sama pula mempunyai keraton yang merupakan penerus kerajaan Mataram Islam.

Banyak yang berpikir dan menyangka, budaya Solo dan Yogyakarta adalah identik.

Ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar. Berikut beberapa perbedaan budaya dan orang-orang Solo dan Yogyakarta.

1. Blangkon

Blangkon adalah penutup kepala khas Jawa yang biasa dipakai oleh pria.

Blangkon Solo memiliki bentuk trepes (rata) di bagian belakang, sedangkan blangkon Yogyakarta memiliki mondolan (benjolan) di bagian belakang sebagai tempat gelungan rambut.

2. Batik

Batik adalah kain bergambar yang dibuat dengan teknik pewarnaan khusus.

Batik Solo memiliki motif yang lebih halus, bermacam-macam, dan berwarna cerah, sedangkan batik Yogyakarta memiliki motif yang lebih sederhana, klasik, dan berwarna gelap.

3. Keris

Keris adalah senjata tradisional Jawa yang memiliki bentuk melengkung dan berukir.

Keris Solo memiliki warangka (bagian pangkal keris) yang lancip, sedangkan keris Yogyakarta memiliki warangka yang tumpul.

Keris Solo juga memiliki ukiran yang lebih bermotif dan halus, sedangkan keris Yogyakarta lebih sederhana.

4. Pakaian adat

Pakaian adat Solo dan Yogyakarta memiliki perbedaan pada beberapa bagian, seperti warna, aksesoris, dan model.

Pakaian adat Solo biasanya berwarna kuning atau merah sebagai simbol kebesaran dan kemegahan keraton, sedangkan pakaian adat Yogyakarta biasanya berwarna hitam atau putih sebagai simbol kesederhanaan dan kearifan keraton.

Pakaian adat Solo juga menggunakan samir (kalung bunga) sebagai aksesoris, sedangkan pakaian adat Yogyakarta menggunakan gelang kana (gelang emas).

Pakaian adat Solo memiliki model yang lebih ketat dan menutupi tubuh, sedangkan pakaian adat Yogyakarta lebih longgar dan terbuka.

Baca Juga: Peristiwa Terbentuknya Karesidenan Surakarta, Imbas Perjanjian Giyanti dan Salatiga yang Mengubah Peta Kekuasaan di Jawa