Find Us On Social Media :

Anak Pertama Dilarang Menikah Dengan Anak Ketiga, Inilah 5 Mitos Larangan Pernikahan di Budaya Jawa

By Yoyok Prima Maulana, Rabu, 27 September 2023 | 19:43 WIB

Mitos larangan pernikahan dalam budaya Jawa.

Mitosnya, jika anak pertama dan ketiga menikah, maka rumah tangganya akan kurang akur dan sering mengalami masalah. Hal ini dikaitkan dengan perbedaan sifat yang biasanya cukup besar antara anak pertama dan anak ketiga.

Anak pertama cenderung lebih bertanggung jawab, mandiri, dan pemimpin, sedangkan anak ketiga cenderung lebih bebas, kreatif, dan santai. Jika tidak saling mengerti dan menghargai, maka bisa menimbulkan konflik dalam rumah tangga.

4. Menikah dengan Anak Pertama dan Anak Pertama

Tidak hanya pernikahan siji karo telu, tapi ada juga larangan pernikahan antara anak pertama dengan anak pertama. Selain itu, juga harus dihindari jika salah satu orangtua dari mereka adalah anak pertama di keluarganya. Sehingga jika disusun menjadi angka 1 1 1 atau siji jejer telu.

Mitosnya, jika menikah dengan pola siji jejer telu, maka pernikahan ini akan membawa kesialan dan ketidakbahagiaan. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa anak pertama memiliki sifat keras kepala, egois, dan dominan.

Jika dua orang dengan sifat seperti itu bersatu dalam pernikahan, maka akan sulit untuk saling menyesuaikan dan kompromi.

5. Tak Sesuai Dengan Hitungan Weton Jodoh

Weton adalah perhitungan hari lahir dan neptu menurut pasaran Jawa, yaitu kliwon, legi, pahing, pon, dan wage. Weton jodoh adalah weton yang cocok dan sesuai untuk menikah dengan seseorang.

Ada beberapa cara untuk menentukan weton jodoh, salah satunya adalah dengan menjumlahkan weton kedua calon pengantin dan membaginya dengan lima. Jika hasilnya adalah 1, 2, atau 4, maka weton jodoh tercapai.

Jika hasilnya adalah 0 atau 3, maka weton jodoh tidak tercapai. Mitosnya, jika menikah dengan weton jodoh yang tidak tercapai, maka rumah tangga akan mengalami banyak masalah, seperti perselingkuhan, perceraian, atau kematian.

Meski demikian, semua masalah pasti ada solusinya. Demikian juga dengan mitos-mitos tersebut.

Dalam budaya Jawa, jika rasa dua orang tersebut sudah benar-benar saling mencintai tapi terhalang mitos, bisa dilakukan beberapa langkah antisipasi.

Salah satunya adalah dengan menggelar semacam prosesi ruwatan yang berfungsi untuk menolak bala atau kesialan dari mitos tersebut.

Baca Juga: Mitos dan Fakta tentang Presiden 2024 dalam Ramalan Sabdopalon, Siapa Presiden Berdarah Majapahit?