Insiden Surabaya pada Tanggal 19 September 1945 Diawali dengan Peristiwa Apa?

Ade S

Penulis

Pemuda menyerbu Hotel Yamato dalam rekonstruksi peristiwa perobekan bendera merah putih biru pada 19 September 1945 di Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/9/2021). Insiden Surabaya pada tanggal 19 September 1945 diawali dengan peristiwa apa? Simak ulasan lengkap tentang peristiwa sejarah tersebut di sini.

Intisari-Online.com -Anda tentu sudah tidak asing dengan Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945.

Pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran paling sengit dan bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Namun, tahukah Anda bahwa insiden Surabaya pada tanggal 19 September 1945 diawali dengan peristiwa apa?

Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Penyebab Insiden Hotel Yamato

Insiden Hotel Yamato atau Peristiwa Tunjungan adalah salah satu peristiwa sejarah yang berlangsung di Surabaya pada tanggal 19 September 1945.

Peristiwa ini merupakan bagian dari Revolusi Kemerdekaan yang terjadi setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Pada saat itu, Sekutu dan Belanda kembali ke Indonesia dan mendarat di Surabaya.

Insiden ini juga berkaitan dengan pertempuran sengit yang meletus di Surabaya pada 10 November 1945, yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya.

Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 merupakan pertempuran paling menegangkan yang menunjukkan semangat patriotisme yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Dilansir dari kompas.com, tindakan heroik yang terjadi dalam insiden Hotel Yamato dipicu oleh kemarahan rakyat Surabaya atas tindakan provokatif yang dilakukan oleh pihak Belanda.

Baca Juga: Peristiwa 19 September 1945, Pemicu Pertempuran Surabaya 10 November

Pada saat itu, sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh Mr.W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda yang berwarna merah, putih, dan biru di tiang bendera Hotel Yamato, yang berada di Jalan Tunjungan 65, Surabaya.

Pengibaran bendera Belanda tersebut tanpa mendapat persetujuan dari Pemerintah Republik Indonesia di kota Surabaya.

Kronologi Insiden Hotel Yamato

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat tentang penetapan pengibaran terus menerus bendera nasional Sang Saka Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia.

Sesuai dengan maklumat tersebut, maka bendera Merah Putih segera dikibarkan di berbagai daerah, termasuk di Kota Surabaya.

Namun, kondisi keamanan di wilayah ini semakin tidak kondusif seiring dengan kedatangan pasukan Inggris dan Belanda ke Kota Surabaya.

Pasukan Sekutu dan Belanda dari Allief Forces Netherlands East Indies (AFNEI) tiba di Surabaya pada tanggal 18 September 1945.

Mereka menginap di Hotel Yamato, yang dijadikan sebagai markas Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran.

Keesokan harinya, yaitu pada tanggal 19 September 1945, sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh Mr.W.V.Ch. Ploegman sengaja mengibarkan bendera Belanda yang berwarna merah, putih, dan biru di tiang bendera Hotel Yamato, Surabaya.

Tindakan provokatif ini kemudian membuat Residen Soedirman, perwakilan Indonesia, mendatangi Hotel Yamato untuk bertemu dan berdiskusi dengan pimpinan sekutu yaitu Ploegman agar bendera tersebut dapat diturunkan agar tidak memicu keributan.

Namun, diskusi tersebut tidak berjalan lancar karena Ploegman menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia dan menurunkan benderanya.

Baca Juga: Mengenang Kembali Insiden Hotel Yamato Atau Peristiwa Penyobekan Bendera Belanda Pada 19 September 1945 Di Surabaya

Ploegman bahkan mengeluarkan sebuah pistol yang membuat perkelahian antara kedua belah pihak tidak dapat dihindari.

Di tengah keributan tersebut, Ploegman meninggal dunia karena dicekik oleh pengawal Soedirman yaitu Sidik. Sayangnya, Sidik juga tewas di tangan tentara Belanda yang sedang bertugas saat itu.

Residen Soedirman beserta pengawalnya yang lain berhasil menghindari insiden tersebut dan segera keluar dari Hotel Yamato untuk mengamankan situasi.

Tidak disangka Hariyono yang awalnya bersama Soedirman masuk kembali ke dalam hotel bersama Kusno Wibowo yang langsung menuju ke atap Hotel Yamato.

Mereka melakukan aksi heroik dengan menurunkan dan merobek bendera Belanda yang berwarna merah, putih, biru dan dengan sengaja menyisakan bagian merah dan putih saja.

Insiden Hotel Yamato kemudian dikenal dengan tindakan heroik yaitu perobekan bendera Belanda yang berwarna merah-putih-biru menjadi bendera Indonesia yang berwarna merah-putih.

Demikianlah ulasan tentang insiden Surabaya pada tanggal 19 September 1945 diawali dengan peristiwa apa. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah bangsa kita.

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Resmi Jadi Bakal Cawapres Anies Baswedan, Begini Isi Pidatonya Di Hotel Yamato

Artikel Terkait