Find Us On Social Media :

Dari Aceh ke Mekah, Ini Jejak Peradaban Kerajaan Samudera Pasai dalam Sejarah Islam

By Afif Khoirul M, Minggu, 10 September 2023 | 08:17 WIB

Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir.

Salah satu bukti hubungan kerajaan Samudera Pasai dengan dunia luar adalah catatan perjalanan Marco Polo dan Ibnu Battutah.

Marco Polo adalah seorang pedagang dan penjelajah asal Italia yang mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1292 M.

Ia menyebutkan bahwa rakyat Samudera Pasai sangat taat beragama dan rajin beribadah. Ia juga mengagumi kekayaan dan kemegahan kerajaan ini.

Ibnu Battutah adalah seorang musafir dan ahli geografi asal Maroko yang mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 M.

Ia menyaksikan bahwa kerajaan ini memiliki sistem pemerintahan yang baik dan adil.

Ia juga memuji keindahan dan kesuburan tanah Samudera Pasai.

Bahkan mengatakan bahwa Samudera Pasai adalah salah satu kerajaan Islam terbaik di dunia.

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran dan keruntuhan pada abad ke-16, akibat serangan dari kerajaan Aceh dan Portugis.

Namun, kerajaan ini meninggalkan berbagai peninggalan yang masih dapat dilihat hingga kini.

Salah satu peninggalan yang paling penting adalah makam Sultan Malik al-Saleh, raja pertama Samudera Pasai, yang terletak di Desa Beuringen, Aceh Utara.

Makam ini merupakan bukti tertua tentang keberadaan Islam di Nusantara.

Selain itu, kerajaan Samudera Pasai juga meninggalkan warisan budaya dan sastra yang berpengaruh bagi perkembangan Islam dan Melayu di kawasan ini.

Salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan adalah tari Seudati, sebuah tarian yang menggabungkan unsur-unsur Arab dan Melayu.

Salah satu warisan sastra yang masih dibaca adalah Hikayat Raja-raja Pasai, sebuah naskah yang menceritakan sejarah dan silsilah raja-raja Samudera Pasai.