Intisari-online.com - Raja Sanjaya adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Nusantara, khususnya di Pulau Jawa.
Ia adalah pendiri dan penguasa pertama Kerajaan Mataram Kuno, yang berdiri pada abad ke-8 Masehi.
Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar dan terkuat di Jawa, yang mencapai puncak kejayaannya pada masa Dinasti Syailendra.
Asal-usul Raja Sanjaya
Raja Sanjaya berasal dari Wangsa Sanjaya, yang merupakan keturunan dari Raja Sanna dari Kerajaan Galuh.
Menurut Prasasti Canggal, Raja Sanna adalah seorang raja yang bijaksana dan berbudi luhur, yang memerintah Yawadwipa (Jawa) dengan damai.
Namun, setelah ia meninggal, kerajaan itu mengalami kemerosotan dan perpecahan.
Di tengah kekacauan itu, muncullah Raja Sanjaya, yang berhasil menyatukan kembali wilayah-wilayah yang terpecah.
Ia juga menaklukkan daerah-daerah lain di sekitar kerajaannya, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Kemudian dia dikenal sebagai raja yang berwibawa, berani, dan berbudaya tinggi.
Menurut Carita Parahyangan, sebuah naskah Sunda kuno, Raja Sanjaya adalah putra dari Raja Sanna dan Dewi Sannaha, yang merupakan saudara seayah tetapi beda ibu.
Baca Juga: Apa yang Menjadi Ciri Khas Kerajaan Majapahit Hingga Jadi Istimewa?
Dewi Sannaha sendiri adalah putri dari Raja Suraghana dari Galuh dan Dewi Parwati dari Kalingga.
Dengan demikian, Raja Sanjaya adalah cucu dari dua kerajaan besar di Jawa.
Mendirikan Kerajaan Mataram Kuno
Pada tahun 732 Masehi, Raja Sanjaya mendirikan Kerajaan Mataram Kuno, yang berpusat di daerah Bhumi Mataram (sekarang Yogyakarta).
Nama kerajaan ini berasal dari kata "matara", yang berarti "ibu kota" dalam bahasa Sanskerta.
Kerajaan ini menganut agama Hindu, khususnya aliran Siwaisme.
Raja Sanjaya membangun beberapa candi sebagai tempat ibadah dan pemujaan kepada dewa-dewa Hindu.
Salah satu candi yang dibangun olehnya adalah Candi Prambanan, yang merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia.
Candi ini terdiri dari tiga candi utama yang didedikasikan untuk Trimurti, yaitu Siwa, Wisnu, dan Brahma.
Selain itu, Raja Sanjaya juga membangun Candi Kalasan, yang merupakan candi Buddha tertua di Jawa.
Candi ini didirikan sebagai wujud penghormatan kepada Dewi Tara, seorang bodhisatwa wanita dalam agama Buddha Mahayana.
Baca Juga: Prasasti Singasari, Saksi Bisu Kejayaan Kerajaan yang Berusia 800 Tahun
Hal ini menunjukkan bahwa Raja Sanjaya memiliki toleransi dan kerukunan antaragama.
Peninggalan dan Warisan Raja Sanjaya
Raja Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno selama 14 tahun, yaitu dari tahun 732 hingga 746 Masehi.
Setelah itu, ia digantikan oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran.
Raja Sanjaya meninggalkan banyak peninggalan dan warisan bagi sejarah dan budaya Nusantara.
Salah satu peninggalannya adalah Prasasti Canggal, yang merupakan prasasti tertua di Jawa.
Prasasti ini berisi tentang riwayat hidup dan perjuangan Raja Sanjaya dalam mendirikan dan mempertahankan kerajaannya.
Prasasti ini juga menjadi sumber utama dalam mengetahui sejarah Kerajaan Mataram Kuno.
Selain itu, warisan Raja Sanjaya juga dapat dilihat dari keberadaan Wangsa Sanjaya, yang merupakan salah satu dinasti terpenting di Jawa.
Wangsa ini melahirkan banyak raja-raja besar, seperti Rakai Pikatan, Balitung Maha Sambu, Dyah Wawa, dan Samaratungga.
Wangsa ini juga berperan dalam pembangunan Candi Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia.
Raja Sanjaya adalah sosok yang patut dih ormati dan diteladani.
Ia adalah pendiri dan penguasa pertama Kerajaan Mataram Kuno, yang merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar dan terkuat di Jawa.
Kemudian juga adalah seorang raja yang bijaksana, berani, dan berbudaya tinggi, yang mampu menguasai kitab suci, ilmu bela diri, dan kekuatan militer.
Ia juga memiliki toleransi dan kerukunan antaragama, yang tercermin dari pembangunan candi-candi Hindu dan Buddha.
Kemudian beliau meninggalkan banyak peninggalan dan warisan bagi sejarah dan budaya Nusantara.