Penulis
Intisari-online.com - Indo-Pasifik adalah kawasan yang menjadi pusat perhatian dunia saat ini.
Kawasan ini mencakup wilayah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, yang meliputi negara-negara di Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.
Kawasan ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, karena mencapai 64 persen dari total pertumbuhan ekonomi dunia.
Namun, kawasan ini juga menghadapi berbagai tantangan dan ancaman, seperti persaingan geopolitik, konflik maritim, terorisme, perubahan iklim, dan pandemi.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dan kolaborasi antara negara-negara di kawasan ini untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas.
Salah satu negara yang berperan aktif dalam mendorong perdamaian di kawasan Indo-Pasifik adalah Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN, yang merupakan organisasi regional terbesar dan terpenting di kawasan ini.
Indonesia juga merupakan salah satu negara pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.
Nikel adalah salah satu mineral strategis yang sangat dibutuhkan oleh industri masa depan, yaitu industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Nikel merupakan bahan baku utama untuk pembuatan baterai lithium-ion, yang menjadi sumber energi bagi kendaraan listrik.
Kendaraan listrik dianggap sebagai solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
Baca Juga: Indonesia Punya Cadangan Nikel Terbanyak di Dunia Namun Terancam Sekarat Ini Penyebabnya?
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Mansury, nikel bisa menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers The ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), Rabu (6/9/2023)².
Pahala mengatakan bahwa Indonesia memiliki 26 persen dari cadangan nikel dunia.
Selain itu, negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand, juga memiliki cadangan nikel yang cukup besar.
Dengan demikian, kawasan ini memiliki kontribusi yang sangat penting dalam memproduksi rantai pasok EV ke depannya.
Pahala menambahkan bahwa Indonesia ingin menjadikan nikel sebagai modal untuk menjalin kerjasama dan kolaborasi dengan negara-negara besar di kawasan Indo-Pasifik, seperti Amerika Serikat dan China.
Indonesia ingin membangun habit of cooperation dalam formula win-win solution.
"Kita resources punya dan pasar punya. Kita minta mereka bisa jadi bagian dari proyek global chain di Asia Tenggara. Jadi bagaimana membangun habit cooperation dalam formula win-win," kata Pahala.
Pahala juga menekankan pentingnya konektivitas antar negara anggota ASEAN untuk dapat mewujudkan pengembangan ekosistem EV.
Ia mengatakan bahwa ASEAN harus bersatu dan solid dalam menghadapi tantangan global.
"Konektivitas ASEAN sangat penting untuk membangun ekosistem EV yang kompetitif dan berkelanjutan. Kita harus saling mendukung dan melindungi kepentingan bersama kita," kata Pahala.
Baca Juga: Punya Cadangan Nikel Terbanyak di Dunia, Indonesia Hanya Untuk 30% dari Hilirisasi Nikel
Dengan demikian, nikel bisa menjadi salah satu modal perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Nikel bisa menjadi alat untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat di Asia Tenggara.
Nikel juga bisa menjadi alat untuk menurunkan tensi dan meningkatkan kerjasama antara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.