Find Us On Social Media :

Doa Bersama Pemilu Damai 2024 Digelar KPU di Bentara Budaya Jakarta

By Ade S, Jumat, 1 September 2023 | 09:03 WIB

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari diapit oleh seniman Sudjiwo Tedjo dan Nasirun dalam acara Doa Bersama Pemilu Damai 2024 yang diselenggarakan oleh KPU RI di Bentara Budaya Jakarta pada Kamis malam, 31 Agustus 2023.

Intisari-Online.com - Doa Bersama Pemilu Damai 2024 diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Bentara Budaya Jakarta pada Kamis malam, 31 Agustus 2023.

Beberapa seniman turut hadir dalam acara ini, seperti Nasirun, Sudjiwo Tedjo, dan Ebiet G Ade.

Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, bertindak sebagai pemimpin doa dan pemberi tausiah.

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengatakan dalam sambutannya bahwa pemilu adalah peristiwa yang memiliki banyak dimensi.

Ia menilai bahwa masyarakat sering kali hanya melihat dimensi politik dan ekonomi dari pemilu, namun jarang menyadari bahwa pemilu juga berkaitan dengan dimensi kebudayaan, sama seperti bermain gaple atau ping pong.

"Kalau kalah nanti main lagi, kalah lagi main lagi dan tidak ada ceritanya marah-marah. Pasti setelah itu ketemu temannya lagi, pengen main lagi permainan itu," kata Hasyim.

Ia mengaku langsung setuju ketika Sudjiwo Tedjo mengusulkan agar acara ini diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta karena tempat ini dianggap sebagai rumah "suci".

"Jadi kalau kita berdoa dimulai dari rumah suci, rumah kudus ini, saya kira sudah tepat ini. Saya ucapkan terima kasih kepada pimpinan Kompas Gramedia," ucapnya.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang mewakili Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa ada banyak pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 dan diharapkan dapat bekerja dengan maksimal.

"Namun ada satu stakeholder yang menurut saya lebih penting dari semua itu yaitu Tuhan. Pekerjaan sekompleks di negara yang nomor 4 di dunia jumlah penduduknya, dan tantangan medan yang luar biasa, kompleks variatif, ada hutan, gunung, laut, ada yang pilkada nanti dilaksanakan di pulau, di tengah-tengah daerah terpencil, semua harus dilalui," ujar Tito.

"Tidak seperti Singapura yang negara kota, itu akan mudah sekali. Maka peran Tuhan menjadi sangatlah krusial dan critical," tambah mantan Kapolri itu.

Ia menekankan bahwa sebaik apa pun KPU menyelenggarakan, Bawaslu mengawasi, aparat keamanan mengamankan, penegak hukum menegakkan hukum, partai politik melakukan cara bertanding yang terbaik, pemerintah bekerja dengan maksimal, tetap semuanya akan bergantung pada "Yang Maha Mengatur".