Intisari-Online.com - PNI memiliki visi untuk menyatukan seluruh partai politik di Indonesia menjadi satu partai tunggal yang mewakili aspirasi rakyat.
Namun, ide ini tidak diterima oleh semua pihak, termasuk oleh Sutan Sjahrir.
Penolakan PNI sebagai partai tunggal dikarenakan kritik Sutan Sjahrir yang dilandasi oleh konsep demokrasi.
Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang latar belakang, alasan, dan dampak dari penolakan Sutan Sjahrir terhadap PNI.
Dari Organisasi Politik ke Partai Politik
Sejarah perkembangan partai politik di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda.
Pergerakan nasional yang tumbuh di Indonesia melahirkan berbagai organisasi politik yang kemudian menjadi partai politik.
Robert van Niel, dalam bukunya yang berjudul Munculnya Elit Modern di Indonesia (1984), menjelaskan bahwa kebijakan politik etis Belanda yang memberi kesempatan pendidikan kepada orang-orang pribumi menjadi faktor penting dalam munculnya organisasi politik di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, aturan mengenai pembentukan partai politik mengalami beberapa kali perubahan.
Ide Sistem Partai Tunggal
Dalam sidang PPKI yang ketiga (22 Agustus 1945), diputuskan bahwa Indonesia akan menganut sistem partai tunggal dengan nama Partai Nasional Indonesia (PNI).
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Pemilihan Umum? Ini Penjelasan Lengkapnya
KOMENTAR