Penulis
Intisari-Online.com -Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar dan terkaya di Asia Tenggara.
Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi.
Ada banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersebar di berbagai daerah, baik di dalam maupun di luar negeri.
Apa saja peninggalan tersebut?
Berikut adalah 8 peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang paling menonjol dan penting bagi sejarah Indonesia.
1. Prasasti Talang Tuo
Di Desa Gadus, Talang Tuwo, sebelah barat Palembang, ditemukan sebuah prasasti yang bernama Prasasti Talang Tuo.
Prasasti ini berasal dari tahun 606 C atau 684 Masehi.
Dengan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno, prasasti ini menceritakan tentang pembangunan taman Sri-ksetra oleh punta hyang Sri Jayanaga untuk kesejahteraan semua makhluk.
Dari isi prasasti ini, kita dapat mengetahui bahwa kerajaan ini menganut agama Buddha.
Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo, Salah Satunya 'Hanya' Replika
2. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti yang ditemukan di dekat Sungai Tatang, Palembang.
Prasasti yang ditulis pada tahun 605 C (Saka) atau 683 Masehi ini terdiri dari 10 baris yang menggunakan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno.
Prasasti ini mengisahkan tentang perjalanan dapunta hyang, yang naik perahu dari Minanga Tamwan dengan membawa tentara.
Ia berhasil menaklukkan beberapa daerah dan mendirikan kota Sriwijaya di Matayap.”
3. Prasasti Kota Kapur
Di Pulau Bangka, ada sebuah prasasti yang disebut Prasasti Kota Kapur. Prasasti ini berasal dari tahun 608 C atau 686 Masehi.
Prasasti ini menggunakan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno.
Prasasti ini berisi tentang permohonan kepada para dewa untuk melindungi kedatuan Sriwijaya, menghukum setiap orang yang berbuat jahat dan melawan kekuasaan Sriwijaya serta memberikan keselamatan kepada mereka yang taat dan setia.
4. Prasasti Karang Brahi
Prasasti Karang Brahi adalah prasasti yang ditemukan di wilayah Jambi.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Singasari Terlengkap, Ada Candi yang 'Menyimpang'
Prasasti yang berasal dari tahun 608 C atau 686 Masehiini menggunakan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno.
Prasasti ini berisi tentang permohonan kepada para dewa untuk melindungi Sriwijaya, menghukum setiap orang yang berbuat jahat dan melawan kekuasaan sriwijaya serta memberikan keselamatan kepada mereka yang taat dan setia.
5. Prasasti Ligor
Sebuah prasasti yang bernama Prasasti Ligor ditemukan di Tanah Genting Kra, Ligor.
Prasasti yang berasal dari tahun 697 C atau 775 Masehiini memiliki tulisan di kedua sisinya dengan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno.
Di bagian belakang prasasti ini, disebutkan bahwa raja Sriwijaya, yang bernama Wisnu dari keluarga Sailendra, dipuja dengan nama Raja Sanggramadhananjaya seperti yang terdapat dalam Prasasti Kelurak.
6. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu adalah prasasti yang berbentuk batu lempeng dan tidak memiliki angka tahun.
Prasasti ini berisi tentang kutukan yang menakutkan bagi siapapun yang tidak taat terhadap perintah-perintah raja.
Prasasti ini menunjukkan bahwa raja Sriwijaya memiliki kekuasaan yang sangat besar dan ditakuti oleh rakyatnya.
7. Prasasti Palas Pasemah
Di Lampung Selatan, ditemukan Prasasti Palas Pasemah.
Prasasti ini memiliki isi yang sama dengan Prasasti Karang Brahi dan Prasasti Kota Kapur.
Isinya terdiri dari 13 baris ancaman dan kutukan bagi pelanggar perintah raja.
Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Lampung Selatan dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya pada akhir abad ke 7.
8. Prasasti Nalanda
Prasasti Nalanda adalah prasasti yang ditemukan di Nalanda, India dan tidak memiliki angka tahun.
Prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Dewapaladewa dari Benggala dan ditulis dengan bahasa sansekerta ini menceritakan tentang permintaan Raja Balaputradewa dari Suwarnadwipa (Sriwijaya) kepada Raja Dewapaladewa untuk mendirikan vihara di Nalanda.
Prasasti ini juga mengungkapkan bahwa Raja Balaputradewa adalah cucu raja di Jawa yang menjadi “mustika keluarga Syailendra” bernama Sri Wirawairi mathana dan anak dari Samaragrawira, lahir dari Dewi Tara, putri Raja Darmasetu.
Samaragrawira dikenali sebagai Samaratungga yang memerintah kerajaan Mataram Kuno sekitar tahun 824 C atau 902 Masehi.
Selain itu, prasasti ini juga menyebut bahwa lima desa di Calcutta (sekarang Kolkata), India, dibebaskan dari pajak untuk keperluan misi agama Buddha Kerajaan Sriwijaya.
Walaupun prasasti ini tidak ditemukan di Indonesia, Prasasti Nalanda juga dijadikan sumber sejarah yang membuktikan keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Itulah 8 peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dapat kita lihat dan pelajari. Dengan mengetahui peninggalan Kerajaan Sriwijaya, kita dapat menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa Indonesia.
Baca Juga: 17 Peninggalan Kerajaan Mataram Paling Lengkap, Ada Candi dan Prasasti