Find Us On Social Media :

Sosok Pendiri Kantor Berita Antara Ini Dikenal Berani Penkritik Penjajah

By Afif Khoirul M, Sabtu, 26 Agustus 2023 | 11:20 WIB

Sosok Albert Manoetar Sipahoetar

Antara didirikan dengan tujuan untuk memberikan informasi yang objektif dan akurat kepada masyarakat Indonesia, serta untuk mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.

Antara juga menjadi media yang berani mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Belanda, seperti monopoli perdagangan, pajak tanah, dan diskriminasi rasial.

Antara juga memberitakan tentang gerakan-gerakan nasionalis di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, seperti India, Cina, dan Filipina.

Pada tahun 1942, Jepang menginvasi Hindia Belanda dan mengambil alih kekuasaan dari Belanda.

Antara tetap beroperasi di bawah pengawasan Jepang, tetapi tidak menyerah kepada kepentingan Jepang.

Antara tetap memberitakan tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Jepang, seperti gerilya PETA (Pembela Tanah Air), laskar rakyat (sukarelawan), dan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Antara juga memberitakan tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dunia, seperti Perang Dunia II, Deklarasi Kairo, dan Konferensi Potsdam.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

Antara menjadi media pertama yang menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru negeri.

Antara juga menjadi media resmi pemerintah Republik Indonesia yang memberitakan tentang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, seperti sidang-sidang BPUPKI dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), pembentukan kabinet-kabinet, dan perang kemerdekaan melawan Belanda dan sekutunya.

Albert Manoempak Sipahoetar menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Antara. Ia menjabat sebagai direktur Antara dari tahun 1945 hingga 1950.

Ia juga menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dari tahun 1946 hingga 1950.

Ia juga aktif dalam organisasi-organisasi internasional, seperti International Press Institute (IPI) dan Asian News Agency (ANA).

Ia juga pernah menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Albert Manoempak Sipahoetar meninggal dunia pada tanggal 9 Januari 1970 di Jakarta.

Kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Ia meninggalkan seorang istri bernama Siti Aisyah dan lima orang anak.

Ia dihormati sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjasa dalam bidang jurnalisme dan perjuangan kemerdekaan.

Albert Manoempak Sipahoetar adalah sosok jurnalis yang berani mengkritik penjajah dan mendukung kemerdekaan bangsa Indonesia melalui tulisan-tulisannya. 

Juga adalah sosok pendiri Antara yang berperan penting dalam sejarah media massa di Indonesia. Ia adalah salah satu contoh teladan bagi generasi-generasi jurnalis Indonesia yang akan datang.