Find Us On Social Media :

Konflik Dinasti dan Serangan Portugis, Ini Akhir dari Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

By Afif Khoirul M, Rabu, 16 Agustus 2023 | 07:35 WIB

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi runtuhnya Samudera Pasai, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kerajaan Malaka juga menganut agama Islam dan menjalin hubungan baik dengan negara-negara Islam lainnya, seperti Cina, India, Persia, dan Turki.

Akibatnya, Samudera Pasai mulai kehilangan pengaruh dan pendapatan dari perdagangan di Selat Malaka.

Banyak pedagang asing yang lebih memilih berdagang di Malaka daripada di Samudera Pasai.

Selain itu, Samudera Pasai juga harus bersaing dengan kerajaan-kerajaan lain di Sumatera, seperti Aceh, Pagaruyung, Minangkabau, dan Jambi.

Persaingan ini semakin memperlemah posisi Samudera Pasai sebagai bandar dagang utama di Nusantara.

Puncak dari faktor eksternal yang menyebabkan runtuhnya Samudera Pasai adalah serangan Portugis pada tahun 1521.

Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang berhasil mencapai Asia melalui jalur laut.

Mereka datang dengan tujuan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara.

Pada tahun 1511, Portugis berhasil merebut Malaka dari tangan Kesultanan Melayu.

Setelah itu, mereka melanjutkan ekspansi mereka ke wilayah-wilayah lain di Nusantara, termasuk Samudera Pasai.

Pada tahun 1521, armada Portugis yang dipimpin oleh Jorge de Albuquerque menyerang Samudera Pasai.

Serangan ini bertujuan untuk menghancurkan kekuatan militer dan ekonomi Samudera Pasai, serta untuk mengambil alih sumber-sumber rempah-rempah yang ada di sana.

Serangan ini berhasil mengalahkan pasukan Samudera Pasai yang sudah lemah dan terpecah-belah.

Kota Samudera Pasai dibakar dan dirampas oleh Portugis.

Sultan terakhir Samudera Pasai, Sultan Zainal Abidin IV, tewas dalam pertempuran.

Dengan demikian, runtuhlah Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Keruntuhan ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi konflik dinasti, perang saudara, perebutan kekuasaan, dan kemerosotan ekonomi.

Faktor eksternal meliputi persaingan dagang, ancaman militer, dan pengaruh budaya.

Keruntuhan ini merupakan akhir dari sebuah sejarah yang panjang dan gemilang dari kerajaan yang pernah menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara.