Find Us On Social Media :

Alas Roban Jalur Mistis Di Kabupaten Batang Yang Sering Makan Korban, Mitos Warung Gaib Hingga Bajing Loncat

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 14 Agustus 2023 | 19:17 WIB

Salah satu jalur legendaris yang sering dikaitkan sebagai jalur maut, jalur mistis, adalah Alas Roban di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Salah satu jalur legendaris yang sering dikaitkan sebagai jalur maut, jalur mistis, adalah Alas Roban di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Intisari-Online.com - Pada masanya, Alas Roban semacam urban legend.

Jalur yang ada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini, dikenal selain karena seringnya terjadi kecelakaan juga karena cerita mistiknya, juga cerita bajing loncat.

Salah satu kecelakaan terbaru yang terjadi di jalur Alas Roban adalah kecelakaan karambol pada Maret 2023 lalu.

Tabrakan beruntun itu melibatkan tiga truk tronton dan satu truk trailer.

Tidak ada korban tewas dalam insiden ini. Namun, satu sopir truk pembawa amoniak, Ardhy Prastyan Wijaya asal Malang, terluka berat di kepala.

Tentu saja itu bukan kecelakaan beruntun pertama di Alas Roban.

Alas Roban juga dikenal karena cerita-cerita mistis yang menyelimutinya.

Jalur Alas Roban sudah ada sejak zaman kolonial atau penjajah Hindia Belanda.

Konon, jalan ini dibuka dengan sistem kerja paksa yang diberlakukan tentara Hindia Belanda, dan para pekerja disiksa jika tidak mau membelah bukit serta hutan untuk membuka jalan tersebut.

Dari kerja paksa itu, tidak sedikit pekerja yang meninggal akibat kelelahan dan dibiarkan begitu saja.

Tak hanya itu, ada juga rumor yang menyebut bahwa Alas Roban adalah tempat pembuangan mayat zaman Penembak Misterius alias Petrus.

Memiliki jalur yang cukup terjal dan curam, jalur alas roban atau yang dinamakan Jalan Poncowati itu sering terjadi kecelakaan lalu lintas hingga memakan korban jiwa.

Salah satu cerita mistis yang beredar di Alas Roban adalah adanya warung gaib.

Jalanan Alas Roban dikelilingi pohon beringin putih yang dipercaya merupakan rumah bagi para penunggu kawasan tersebut.

Di Alas Roban juga terdapat sebuah sendang keramat yang dipercaya merupakan mata air bagi perkumpulan siluman yang berwujud wanita cantik.

Pernah ada pengguna Twitter pernah menceritakan tentang cerita mistis yang dialami sopirnya di Alas Roban.

Suatu ketika, ban motornya kempes dan terpaksa menghentikan motornya di pinggir jalan.

Ia lalu menuju ke sebuah warung untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

Di warung sang sopir membeli kopi, gorengan, dan mie instant.

Sopir juga sempat mengobrol dengan pemilik warung sembari menunggu siapa tahu ada temannya yang lewat.

Karena capek dan mengantuk sopir meminta izin untuk tidur di kursi warung.

Namun setelah bangun, sopir ternyata tidur di semak pinggir jalan, tanpa baju kemeja yang dipakai dibawah jaketnya.

Ia juga tak menemukan warung tempatnya beristirahat.

Warga sekitar tak menyarankan melewati Alas Roban saat malam hari.

Namun apabila terpaksa, saat melewati Alas Roban disarankan untuk membunyikan klakson terlebih dahulu.

Selain itu warga sekitar juga mempercayai jika Alas Roban dihuni dua makhluk gaib yakni Ki Janggut Putih dan Nyi Putih.

Mereka adalah makhluk gaib yang ternyata tidak ingin mengganggu manusia kecuali jika diusik.

Ki Janggut Putih dan Nyi Putih jarang menampakkan diri.

Namun Ki Janggut Putih dan Nyi Putih dapat menampakkan dii jika membawa minyak mistik yang dipercaya dapat mendatangkan keberadaan mereka.

Dulu Alas Roban juga identik dengan bajing loncat.

Tapi itu dulu, pada 2013 lalu, Kepala Satuan Lalu Lintas Wilayah Batang, Jawa Tengah, AKP Dax E.S. Manuputy memastikan bahwa kawasan Alas Roban bebas dari aksi kriminal bajing loncat.

Dax meminta para pemudik tidak perlu khawatir.

"Aksi kriminal bajing loncat sudah kita bereskan sejak 2009 lalu. Kita jamin tak ada lagi," ujarnya kepada Kompas.com, Senin(29/7/2013) pagi.

Dax membenarkan, pada tahun-tahun sebelumnya, para pengendara kendaraan bermotor mencap jalan sepanjang 18 kilometer itu sebagai kawasan rawan kriminalitas bajing loncat.

Tapi, semenjak Polres Batang melakukan perburuan, generasi para penjahat itu, diklaim Dax, telah musnah.