Penulis
Intisari-online.com - Dalam soal IPS kelas X memuat soal berjudul "Tulis pendapat kalian mengenai definisi dari masing-masing tingkatan norma dan aspek pembeda setiap tingkatan norma"
Nah, kali ini Intisari Online akan membantu memberikan jawaban dari soal di atas.
Jawaban:
Tingkatan norma adalah klasifikasi norma berdasarkan kekuatan mengikat dan sanksi yang diberikan kepada pelanggar.
Ada empat tingkatan norma, yaitu:
- Norma cara (usage) adalah norma yang terlihat pada perbuatan individu dalam masyarakat. Norma ini tidak memiliki kekuatan mengikat yang kuat, sehingga sanksi yang diberikan kepada pelanggar hanya berupa celaan atau teguran ringan. Contoh norma cara adalah cara berpakaian, cara membuang sampah, atau cara berbicara.
- Norma kebiasaan (folkways) adalah norma yang berupa perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama.
Norma ini memiliki kekuatan mengikat yang sedang, sehingga sanksi yang diberikan kepada pelanggar berupa teguran atau hukuman sosial.
Contoh norma kebiasaan adalah memberi hormat kepada orang yang lebih tua, mendahulukan orang yang sudah lanjut usia ketika sedang antri, atau menjaga kebersihan lingkungan.
- Norma tata kelakuan (mores) adalah norma yang berupa kebiasaan yang diterima sebagai patokan atau norma pengatur kelakuan bertindak di masyarakat.
Norma ini memiliki kekuatan mengikat yang kuat, sehingga sanksi yang diberikan kepada pelanggar berupa hukuman berat atau penjara.
Contoh norma tata kelakuan adalah larangan berzina, mencuri, membunuh, atau korupsi.
- Norma adat istiadat (customs) adalah norma yang berupa tata kelakuan yang mencerminkan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya.
Norma ini memiliki kekuatan mengikat yang sangat kuat, sehingga sanksi yang diberikan kepada pelanggar sesuai dengan adat masing-masing. Contoh norma adat istiadat adalah larangan menikah dengan saudara kandung, larangan memakan daging sapi bagi umat Hindu, atau larangan bermain di luar rumah ketika waktu petang hari.
Baca Juga: Sedikit dari Kisah Bung Hatta, Apa yang Patut Dicontoh dari Beliau?
Aspek pembeda setiap tingkatan norma adalah:
- Kekuatan mengikat: semakin tinggi tingkatan norma, semakin kuat kekuatan mengikatnya bagi anggota masyarakat.
- Sanksi: semakin tinggi tingkatan norma, semakin berat sanksi yang diberikan kepada pelanggar.
- Nilai: semakin tinggi tingkatan norma, semakin tinggi nilai moral atau etika yang terkandung di dalamnya.
- Kepatuhan: semakin tinggi tingkatan norma, semakin tinggi tingkat kepatuhan masyarakat terhadapnya.
Soal :Berikan contoh tentang pelanggaran norma yang kalian temukan dari lingkungan.
Jawaban:
Berikut adalah contoh pelanggaran norma yang bisa ditemukan dari lingkungan:
- Pelanggaran norma cara: misalnya, memakai sandal jepit ketika menghadiri acara resmi, membuang sampah sembarangan di jalan, atau berbicara kasar kepada orang lain.
- Pelanggaran norma kebiasaan: misalnya, tidak memberi hormat kepada guru ketika masuk kelas, memotong antrian di tempat umum, atau tidak menjaga kebersihan kamar mandi.
- Pelanggaran norma tata kelakuan: misalnya, berzina dengan pacar, mencuri barang milik tetangga, membunuh orang karena dendam, atau korupsi uang negara.
- Pelanggaran norma adat istiadat: misalnya, menikah dengan saudara kandung, memakan daging sapi bagi umat Hindu, atau bermain di luar rumah ketika waktu petang hari.
Pelanggaran norma dapat menimbulkan dampak negatif bagi pelaku maupun masyarakat.
Pelaku dapat mendapat sanksi hukum, sosial, atau adat yang sesuai dengan tingkat kesalahan mereka.
Masyarakat dapat mengalami kerusakan tatanan sosial, moral, dan budaya yang dapat mengancam keharmonisan dan kesejahteraan bersama.
Oleh karena itu, kita harus menghormati dan mematuhi norma-norma yang berlaku di lingkungan kita agar tercipta masyarakat yang damai dan sejahtera.
Baca Juga: Contoh Kasus Dari Tiga Paradigma Sosiologi Yang Terdapat di Masyarakat Maupun Lingkungan Sekitar
Soal :Jelaskan mengapa terdapat pelanggaran norma yang kalian temukan.
Jawaban:
- Kurangnya pengetahuan atau pemahaman tentang norma-norma yang berlaku.
Beberapa orang mungkin tidak mengetahui atau memahami norma-norma yang berlaku di lingkungan mereka, sehingga mereka tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Contohnya, seorang pendatang yang baru tinggal di suatu daerah mungkin tidak mengetahui norma adat istiadat setempat, sehingga ia dapat melakukan pelanggaran tanpa sadar.
- Kurangnya kesadaran atau kepedulian terhadap norma-norma yang berlaku. Beberapa orang mungkin mengetahui dan memahami norma-norma yang berlaku, tetapi mereka tidak memiliki kesadaran atau kepedulian untuk menghormati dan mematuhi norma-norma tersebut.
Mereka merasa bahwa norma-norma tersebut tidak penting, tidak relevan, atau tidak sesuai dengan kepentingan mereka.
Contohnya, seorang remaja yang sengaja berzina dengan pacarnya karena merasa bahwa norma tata kelakuan tersebut menghalangi kebebasan dan kebahagiaannya .
- Adanya tekanan atau pengaruh dari lingkungan.
Beberapa orang mungkin terpaksa atau terpengaruh untuk melakukan pelanggaran norma karena adanya tekanan atau pengaruh dari lingkungan mereka.
Mereka merasa bahwa jika tidak melakukan pelanggaran, mereka akan dikucilkan, dicemooh, atau diancam oleh lingkungan mereka.
Contohnya, seorang anak yang mencuri barang milik tetangga karena diperintah oleh temannya yang merupakan anggota geng kriminal .
Pelanggaran norma dapat dicegah dengan cara meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap norma-norma yang berlaku di lingkungan mereka.
Selain itu, perlu adanya pengawasan dan penegakan hukum yang tegas dan adil bagi para pelanggar norma. Dengan demikian, masyarakat dapat hidup sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan menjaga ketertiban sosial.
Baca Juga: Bagaimana Analisis Manfaat Apa yang Dapat Kalian Dapatkan, dari Wabah Tifus di Cirebon
Soal :Jelaskan pendapat kalian mengenai solusi untuk mengatasi pelanggaran tersebut!
Jawaban:
Berikut adalah pendapat saya mengenai solusi untuk mengatasi pelanggaran norma di lingkungan kita:
1. Pertama, kita perlu meningkatkan edukasi tentang norma-norma yang berlaku di lingkungan kita.
Kita perlu menyadarkan masyarakat bahwa norma-norma tersebut memiliki fungsi penting untuk menjaga ketertiban, keharmonisan, dan kesejahteraan bersama.
Kita perlu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan mudah dipahami tentang norma-norma tersebut, serta memberikan contoh-contoh positif dari orang-orang yang mematuhi norma-norma tersebut.
Kita juga perlu mengajak masyarakat untuk berdiskusi dan berdialog tentang norma-norma tersebut, sehingga mereka dapat mengungkapkan pendapat, pertanyaan, atau kritik mereka secara terbuka dan konstruktif.
2. Kedua, kita perlu memberlakukan sanksi yang tegas dan adil bagi para pelanggar norma.
Sanksi ini dapat berupa hukuman hukum, sosial, atau adat yang sesuai dengan tingkat kesalahan dan dampak yang ditimbulkan oleh pelanggaran norma.
Sanksi ini bertujuan untuk menimbulkan efek jera bagi para pelanggar, serta menunjukkan bahwa masyarakat tidak mentolerir pelanggaran norma.
Sanksi ini juga dapat berfungsi sebagai koreksi atau pembinaan bagi para pelanggar, sehingga mereka dapat menyadari kesalahan mereka dan tidak mengulangi pelanggaran norma di masa depan.
3. Ketiga, kita perlu menciptakan lingkungan yang mendukung kepatuhan terhadap norma. Kita perlu memastikan bahwa lingkungan kita memiliki fasilitas, infrastruktur, dan sumber daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Kita juga perlu membangun hubungan yang harmonis, saling menghormati, dan saling membantu antara anggota masyarakat.
Kita perlu menumbuhkan rasa percaya, tanggung jawab, dan solidaritas di antara kita.
Dengan demikian, kita dapat mencegah adanya tekanan atau pengaruh negatif dari lingkungan yang dapat menyebabkan pelanggaran norma.