Penulis
Intisari-online.com - Pada abad ke-17, Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung berusaha untuk mempersatukan Pulau Jawa di bawah kekuasaannya.
Salah satu halangan yang dihadapi oleh Mataram adalah keberadaan VOC atau persekutuan dagang Belanda yang mendirikan benteng dan loji-loji dagang di pantai utara Jawa.
Sultan Agung pun berniat untuk mengusir VOC dari Jawa dengan menyerang pusat kekuasaannya, yaitu Batavia.
Namun, serangan-serangan yang dilakukan oleh Mataram selalu mengalami kegagalan.
Berikut ini adalah lima fakta tentang kekalahan Mataram saat menyerang Belanda di Batavia:
1. Serangan pertama Mataram terjadi pada 29 Agustus 1628.
Serangan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso dan melibatkan sekitar 10.000 pasukan Mataram.
Namun, serangan ini berhasil dihalau oleh 120 pasukan VOC yang dipimpin oleh Jacob van der Plaetten.
Pasukan VOC memiliki keunggulan dalam persenjataan, yaitu meriam dan senapan api, serta dibantu oleh sekutu-sekutunya dari Banten, Cirebon, dan Makassar.
2. Serangan kedua Mataram terjadi pada Mei 1629.
Serangan ini dipimpin oleh Sultan Agung sendiri dan melibatkan sekitar 20.000 pasukan Mataram.
Baca Juga: Bukti-bukti Ini Menunjukkan Kerajaan Mataram Adalah Kerajaan Maritim
Namun, serangan ini juga gagal menaklukkan Batavia karena pasukan VOC berhasil mempertahankan bentengnya dengan sengit.
Selain itu, pasukan Mataram juga mengalami kesulitan dalam hal logistik, penyakit, dan pengkhianatan dari beberapa penguasa daerah.
3. Salah satu faktor penyebab kegagalan serangan Mataram adalah kurangnya pengetahuan tentang kondisi geografis dan iklim Batavia.
Batavia terletak di dataran rendah yang berawa-rawa dan beriklim basah.
Hal ini menyebabkan pasukan Mataram yang berasal dari dataran tinggi dan beriklim kering mengalami kesulitan dalam beradaptasi.
Selain itu, Batavia juga memiliki sistem pertahanan yang kuat, yaitu benteng-benteng yang dikelilingi oleh parit-parit dan tembok-tembok tinggi.
4. Salah satu dampak dari kegagalan serangan Mataram adalah melemahnya kekuasaan Sultan Agung di Jawa.
Setelah serangan kedua, Sultan Agung mengalami depresi dan menarik diri dari urusan pemerintahan.
Ia juga menghadapi pemberontakan dari beberapa daerah bawahan, seperti Surabaya, Madura, Blambangan, dan Demak.
Selain itu, ia juga kehilangan beberapa pelabuhan penting di pantai utara Jawa, seperti Tegal, Kendal, dan Semarang, yang direbut oleh VOC.
5. Salah satu akibat jangka panjang dari kegagalan serangan Mataram adalah bertahannya VOC di Indonesia hingga abad ke-20.
Baca Juga: Pusaka Ratu Kalinyamat yang Membantu Kesuksesan Ki Gede Pamanahan Membangun Kerajaan Mataram
Serangan-serangan Mataram merupakan tantangan terbesar yang pernah dihadapi oleh VOC di Indonesia.
Jika serangan-serangan itu berhasil, maka VOC mungkin akan terpaksa meninggalkan Indonesia atau setidaknya mengurangi pengaruhnya.
Namun, karena serangan-serangan itu gagal, maka VOC berhasil memperluas wilayah dan kekuasaannya di Indonesia dengan mengadu domba dan menundukkan kerajaan-kerajaan lokal.
Demikian artikel yang saya buat dengan judul 5 Fakta Kekalahan Mataram Islam Saat Menyerang Belanda di Batavia.