Mengacu pada publikasi di situs Kemendikbud.go.id, kompleks makam Tembayat berada di bukit Jabalkat, Desa Paseban, Bayat, Klaten, Jawa Tegah.
Tokoh utama yang dimakamkan di kompleks ini adalah Sunan Tembayat, penyebar agama Islam di daerah Bayat dan sekitarnya.
Nama asli Sunan Tembayat adalah Ki Ageng Pandanaran, seorang adipati Semarang.
Atas petunjuk Sunan Kalijaga, dia meninggalkan kotanya menuju ke selatan untuk menyiarkan agama Islam.
Sunan Tembayat disebut hidup sezaman dengan Sunan Kalijaga.
Paling tidak, ada empat versi terkait asal-usulnya, meski begitu semua sepakat, dia adalah putra Ki Ageng Pandang Arang, bupati pertama Semarang.
Karena satu dan lain hal, dia mengundurkan diri dari jabatan duniawi itu dan pergi ke Selatan, ke daerah Bayat.
Dia didampingi isterinya, melewati daerah yang sekarang disebut Salatiga, Boyolali, Mojosongo, Sala, dan Wedi.
Dia kemudian menetap di Tembayat hingga akhir hayatnya dan menyiarkan Islam dari sana kepada para pertapa dan pendeta di sekitarnya.
Karena kesaktiannya ia mampu meyakinkan mereka untuk memeluk agama Islam.
Oleh karena itu ia disebut sebagai Sunan Tembayat atau Sunan Bayat.