Makna Filosofis Rendang, Masakan yang Kaya akan Budaya Minangkabau

Ade S

Penulis

Ilustrasi olahan rendang UMKM Yoiko. Simak ulasan lengkap tentang makna filosofis rendang. Masakan yang berkaitan erat dengan adat Minangkabau.

Intisari-Online.com -Rendang adalah salah satu masakan khas Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat.

Rendang memiliki cita rasa yang lezat dan tahan lama.

Namun, tahukah Anda bahwa di balik kelezatan rendang, ada makna filosofis rendang yang cukup dalam?

Makna filosofis rendang berkaitan dengan budaya dan adat Minangkabau yang telah turun temurun.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang makna filosofis rendang dan bagaimana rendang menjadi bagian dari identitas orang Minangkabau.

Filosofi di Balik Rendang

Menurut Yevita Nurti, ahli antropologi dari Universitas Andalas, kepada Kompas.com pada Rabu (5/1/2022), rendang memiliki makna filosofis yang mendalam.

Yevi mengatakan bahwa ada filosofi yang terkandung dalam setiap proses pembuatan rendang.

Pembuatan rendang yang memerlukan waktu berjam-jam memberikan pesan bahwa setiap orang Minang harus memiliki sifat sabar, bijak, dan menghargai setiap langkah.

“Ga bisa semuanya masuk secara bersamaan ke dalam kuali. Harus bertahap, santan yang dimasak pun harus terus diaduk hingga minyak santan keluar. Ada ketekunan untuk menghasilkan kualitas rendang yang baik,” ujar Yevi, seperti dilansir darikompas.com.

Baca Juga: Makna Filosofis Ketupat, Kuliner Khas dalam Peristiwa Lebaran yang Punya Arti Khusus dari Masing-masing Sisinya

Sekarang ini ada banyak variasi rendang di tiap-tiap wilayah di Sumatera Barat. Rendang yang dimasak juga disesuaikan dengan sumber daya yang melimpah di wilayah itu.

Dulu rendang dibuat dengan daging sapi. Menurut catatan sejarah, sapi adalah lambang penting dalam adat Minangkabau.

Setiap elemen yang digunakan dalam membuat rendang berhubungan dengan makna adat Minangkabau.

Ada tiga elemen penting dalam membuat rendang yaitu sapi, kelapa, dan cabai.

Sapi yang digunakan melambangkan niniak mamak, sebagai pemimpin adat. Kelapa melambangkan cadiak pandai, yaitu kaum intelektual di Minang. Serta cabai melambangkan alim ulama di Minang yang tegas.

Ketiga elemen rendang itu bersinggungan dengan tiga tokoh penting dalam adat Minangkabau yang biasa disebut tungku tigo sajarangan.

Demikianlah artikel tentang makna filosofis rendang, masakan yang kaya akan budaya Minangkabau. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda tentang kekayaan kuliner dan kebudayaan Indonesia.

Kisah #MencariIndonesia #KitaDigdaya merupakan bagian tema histori, biografi, dan tradisi untuk perayaan 60 tahun Intisari.

Baca Juga: Makna Filosofis Nasi Tumpeng yang Kerap Disajikan dalam Peristiwa Penting, Benarkah Representasi Konsep Ketuhanan?

Artikel Terkait