Penulis
Intisari-online.com - Sunan Giri adalah salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa.
Ia juga dikenal sebagai guru dan penasihat dari Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam.
Hubungan keduanya tidak hanya bersifat politik, tetapi juga spiritual.
Sunan Giri memberikan ajaran Islam kepada Panembahan Senopati dan membimbingnya dalam menjalankan pemerintahan.
Sunan Giri juga memberikan dukungan kepada Panembahan Senopati dalam hubungannya dengan Ratu Kidul, penguasa pantai selatan Jawa yang diyakini sebagai pelindung Kerajaan Mataram.
Sunan Giri lahir dengan nama Raden Paku pada tahun 1442 M di Blambangan, Jawa Timur.
Ia adalah putra dari Maulana Ishak, seorang ulama dari Samudra Pasai yang menikah dengan putri Raja Blambangan.
Sunan Giri belajar agama Islam dari ayahnya dan juga dari Sunan Ampel, salah satu Wali Songo yang tinggal di Surabaya.
Sunan Giri kemudian mendirikan pesantren di Gresik yang menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Timur.
Panembahan Senopati lahir dengan nama Raden Sutawijaya pada tahun 1560 M di Mataram, Jawa Tengah.
Ia adalah putra dari Ki Ageng Pemanahan, seorang adipati Pajang yang mendapat tanah Mataram sebagai hadiah dari Sultan Hadiwijaya.
Baca Juga: Cepuri Parang Kusumo: Saksi Bisu Kisah Cinta, Pendiri Mataram Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul
Panembahan Senopati belajar ilmu perang dan pemerintahan dari ayahnya dan juga dari Sultan Hadiwijaya.
Panembahan Senopati kemudian mendirikan Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1584 M setelah kematian Sultan Hadiwijaya.
Hubungan antara Sunan Giri dan Panembahan Senopati dimulai ketika Sunan Giri meramalkan bahwa Panembahan Senopati akan menjadi raja besar di Pulau Jawa dan menguasai Jawa Timur.
Untuk membuktikan ramalannya, Sunan Giri mengundang Panembahan Senopati untuk menyerang Jawa Timur yang saat itu dipimpin oleh Pangeran Surabaya.
Panembahan Senopati menerima undangan itu dan memimpin pasukan Mataram menuju Mojokerto.
Di Mojokerto, pasukan Mataram bertemu dengan pasukan Jawa Timur yang siap berperang.
Namun, sebelum pertempuran terjadi, Sunan Giri mengirimkan utusan untuk mencegah pertumpuran.
Ia meminta kedua belah pihak untuk berdamai dan tidak saling membunuh.
Sunan Giri juga mengingatkan bahwa Panembahan Senopati dan Pangeran Surabaya adalah anak didiknya yang harus saling menghormati.
Atas permintaan Sunan Giri, kedua pihak akhirnya sepakat untuk berdamai dan mengakui kedaulatan masing-masing.
Dengan demikian, Sunan Giri berhasil menunjukkan bahwa ramalannya benar dan bahwa Panembahan Senopati adalah raja besar di Pulau Jawa.
Baca Juga: Makam Raja-raja Mataram Islam Kotagede Dan Cerita Ki Ageng Mangir Yang Tak Mau Tunduk
Sunan Giri juga berhasil menjaga perdamaian dan keselamatan rakyat Jawa Timur dan Madura.
Sunan Giri kemudian terus memberikan nasehat dan bimbingan kepada Panembahan Senopati dalam menjalankan pemerintahan Mataram.
Salah satu nasehat yang diberikan oleh Sunan Giri kepada Panembahan Senopati adalah tentang hubungannya dengan Ratu Kidul, penguasa pantai selatan Jawa yang diyakini sebagai pelindung Kerajaan Mataram.
Menurut cerita rakyat, Panembahan Senopati pernah bercinta dengan Ratu Kidul di Laut Selatan selama tiga hari tiga malam.
Dari hubungan itu, Panembahan Senopati mendapat kekuatan gaib dan kesaktian yang luar biasa.
Sunan Giri menyarankan agar Panembahan Senopati tidak terlalu tergoda oleh Ratu Kidul dan tetap berpegang pada ajaran Islam.
Juga menyarankan agar Panembahan Senopati tidak melupakan kewajibannya sebagai raja dan pemimpin umat Islam.
Sunan Giri mengingatkan bahwa Ratu Kidul adalah makhluk halus yang bisa berubah-ubah bentuk dan sifatnya.
Ia juga mengingatkan bahwa Ratu Kidul adalah penguasa pantai selatan Jawa, bukan Pulau Jawa.
Panembahan Senopati menghormati nasehat Sunan Giri dan tetap menjaga hubungan baik dengan Ratu Kidul.
Panembahan Senopati juga tetap menjalankan syariat Islam dan memperluas wilayah kekuasaan Mataram.
Baca Juga: Kyai Wirosentiko, Panglima Mataram Teman Dekat Hamengkubuwono I yang Menentang Penjajah
Panembahan Senopati berhasil menaklukkan Blambangan, Ponorogo, Kediri, Madiun, dan sebagian besar Jawa Tengah.
Panembahan Senopati juga berhasil mengalahkan Belanda yang mencoba masuk ke Jawa.
Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601 M dan dimakamkan di Kota Gede, Yogyakarta.
Ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang atau Panembahan Seda Krapyak.
Sunan Giri wafat pada tahun 1606 M dan dimakamkan di Gresik, Jawa Timur. Ia digantikan oleh putranya yang bernama Raden Makhdum Ibrahim atau Sunan Prapen.
Sunan Giri dan Panembahan Senopati adalah dua tokoh penting dalam sejarah Jawa.
Mereka berdua memiliki hubungan guru dan murid, penasihat dan raja, serta sahabat dan saudara.
Mereka berdua juga memiliki peran besar dalam menyebarkan Islam dan membangun Kerajaan Mataram Islam.
Kemudian mereka berdua adalah contoh dari kearifan lokal dan kebesaran nasional.