Find Us On Social Media :

Sosok Alexander Lukashenko, Sang Penakluk Pemberontakan Wagner dari Belarus

By Afif Khoirul M, Selasa, 27 Juni 2023 | 15:15 WIB

Sosok Alexander Lukashenko, presiden Belarusia.

Intisari-online.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko kembali menjadi perhatian dunia.

Kali ini, ia berperan sebagai mediator konflik antara Rusia dan tentara bayaran Wagner Group yang memberontak terhadap pemerintah Putin.

Konflik ini dimulai ketika Wagner Group, yang merupakan kelompok militer swasta yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, menyeru pemberontakan bersenjata untuk menjatuhkan Menteri Pertahanan Rusia pada Jumat (23/6/2023).

Prigozhin mengatakan pemberontakan ini dilakukan karena tentara Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh anak buahnya di Ukraina.

Pada Sabtu (24/6/2023), pasukan Wagner berhasil menduduki markas tentara Rusia di Distrik Militer Selatan Rusia, Kota Rostov-on-Don.

Presiden Rusia Vladimir Putin pun angkat suara dan bersumpah akan menghancurkan pemberontakan yang dipimpin Prigozhin.

Ia juga menuduh Prigozhin melakukan pengkhianatan dan menikam Rusia dari belakang.

Namun, berkat peran Lukashenko, konflik ini akhirnya reda.

Lukashenko, yang merupakan sekutu Putin, berbicara dengan Prigozhin atas izin Putin dan menawarkan beberapa kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan.

Prigozhin pun menarik mundur pasukannya dan menghentikan aksi mereka.

Lukashenko (68) telah memimpin Belarus selama hampir 29 tahun sejak Juli 1994.

Baca Juga: 20 Contoh Ucapan Idul Adha 2023 Bahasa Inggris, Mengenang Peristiwa Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Ia dikenal sebagai presiden rakyat biasa dan politisi rakyat.

Ia juga mendapat julukan sebagai "Batka" yang berarti ayah dalam bahasa Belarus.

Lukashenko kerap terlibat dalam berbagai konflik internasional, terutama yang melibatkan Rusia dan Ukraina.

Ia pernah menjadi penengah dalam perjanjian damai Minsk pada 2015 yang bertujuan mengakhiri perang di Donbass antara pasukan pro-Rusia dan pro-Ukraina.

Namun, Lukashenko juga mendapat kritik dari negara-negara Barat karena dianggap sebagai diktator yang menindas oposisi dan pelanggar hak asasi manusia.

Ia juga menghadapi protes besar-besaran dari rakyatnya sendiri setelah pemilihan presiden pada Agustus 2020 yang dianggap curang.

Dengan menjadi penengah konflik antara Rusia dan Wagner Group, Lukashenko kembali menunjukkan perannya sebagai pemimpin regional yang berpengaruh.

Ia juga membuktikan bahwa ia masih memiliki hubungan baik dengan Putin meski sempat berselisih soal vaksin Covid-19.

Meski berhasil menjadi penengah konflik antara Rusia dan Wagner Group, Lukashenko juga menghadapi tantangan dalam mengatasi pandemi Covid-19 di negaranya.

Ia pernah mengatakan bahwa Covid-19 adalah "psikosis massal" dan menolak untuk memberlakukan lockdown atau pembatasan sosial.

Lukashenko juga sempat berselisih dengan Putin soal vaksin Covid-19.

Baca Juga: Di Balik Peristiwa Isu Percobaan Kudeta Wagner Group, Vladimir Putin Jadi Bahan Olok-olokan Internasional

Ia menolak untuk menerima vaksin Sputnik V yang dikembangkan oleh Rusia karena khawatir akan efek sampingnya.

Bahkan mengklaim bahwa Belarus telah membuat vaksin sendiri yang disebut Sputnik Light.

Namun, vaksin Sputnik Light belum mendapat persetujuan dari WHO dan otoritas kesehatan internasional lainnya.

Vaksin ini juga tidak banyak diterima oleh negara-negara lain karena invasi Rusia ke Ukraina yang memicu krisis diplomatik.

Sementara itu, Indonesia telah memilih vaksin Sinovac yang diproduksi oleh China sebagai salah satu pilihan utama untuk melindungi masyarakatnya dari Covid-19.

Vaksin Sinovac telah mendapat persetujuan darurat dari WHO dan telah terbukti aman dan efektif dalam uji klinis.

Indonesia juga telah melakukan kerjasama dengan China untuk memproduksi vaksin Sinovac secara lokal melalui Bio Farma.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian Indonesia dalam hal kesehatan dan mempercepat program vaksinasi nasional.