Sementara seorang peneliti senior di Carnegie Endowment, Andrew Kolesnikov, menyebut baik Putin maupun Prigozhin sama-sama rugi.
Kepada Wall Street Journal dia bilang, kerugian Prigozhin karena dia harus diasingkan ke Belarusia.
Sementara kerugian bagi Putin, sekarang dia dilihat sebagai pemimpin yang tindakannya tidak sesuai dengan retorikanya.
"Prigozhin juga bagian dari sistem (rezim Putin) tersebut," katanya.
"Ternyata tsar itu bukan tsar sungguhan karena dia tidak bisa mengendalikan orang dari sistemnya sendiri yang seharusnya berada di bawah kendali penuhnya."
Ledekan juga muncul dari Ukraina, lawan Rusia dalam perang yang terjadi belakangan ini.
Kali ini lewat Kementerian Pertahanan-nya, di mana mereka menulis di Twitter: "Ular Kremlin memakan ekornya sendiri."
Sindiran dari Ukraina juga datang dari sang presiden, Zelensky.
Dia menulis begini:
"Setiap orang yang memilih jalan kejahatan menghancurkan dirinya sendiri."
"Siapa yang mengirim barisan pasukan untuk menghancurkan kehidupan negara lain dan tidak dapat menghentikan mereka melarikan diri dan mengkhianati ketika hidup melawan."
"Siapa yang meneror dengan rudal, dan ketika ditembak jatuh, mempermalukan dirinya sendiri untuk menerima drone Shahed."
"Siapa yang membenci orang dan melemparkan ratusan ribu ke dalam perang, untuk akhirnya membarikade dirinya di wilayah Moskow dari orang-orang yang dia persenjatai."
"Untuk waktu yang lama, Rusia menggunakan propaganda untuk menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintahnya."
"Dan sekarang ada begitu banyak kekacauan sehingga tidak ada kebohongan yang bisa menyembunyikannya."
Lalu Presiden Lithuania Gitanas Nauseda menyebut Putin sebagai raja yang "telanjang".
Itulah beberapa ejekan yang dilontarkan dunia internasional kepada Putin atas upaya kudeta terhadapnya.