Find Us On Social Media :

Kisah Perang Takhta Jawa, Dari Persaingan Saudara hingga Perpecahan Kerajaan Mataram Islam

By Afif Khoirul M, Kamis, 15 Juni 2023 | 13:30 WIB

Perang Takhta Jawa, mengubah nasib Mataram Islam.

Intisari-online.com - Salah satu peristiwa bersejarah dalam Kerajaan Mataram Islam adalah Perang Takhta Jawa III, yang terjadi dari tahun 1749 hingga 1757.

Perang ini melibatkan tiga tokoh penting, yaitu Pakubuwana III, Pangeran Mangkubumi, dan Pangeran Sambernyawa.

Perang ini merupakan puncak dari konflik dinasti yang telah berlangsung sejak masa pemerintahan Pakubuwana II, yang sering tunduk pada tekanan VOC.

Pada tahun 1742, ibu kota Kerajaan Mataram Islam di Kartasura hancur akibat peristiwa Geger Pecinan.

Peristiwa ini melibatkan salah satu pangeran Mataram, yaitu Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, keponakan Pakubuwana II.

Karena Keraton Kartasura hancur, Pakubuwana II memindahkan ibu kota kerajaan ke Keraton Surakarta.

Pada tahun 1749, Pakubuwana II meninggal dunia dan digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Garendi atau Pakubuwana III.

Namun, pengangkatan Pakubuwana III tidak disetujui oleh beberapa pihak, terutama oleh adik Pakubuwana II yang bernama Pangeran Mangkubumi.

Pangeran Mangkubumi menentang kebijakan Pakubuwana III yang pro-VOC dan menganggapnya sebagai pengkhianat terhadap rakyat dan agama.

Pada tahun 1749, Pangeran Mangkubumi memberontak terhadap Pakubuwana III dan mendeklarasikan dirinya sebagai raja dengan gelar Hamengkubuwana I.

Ia mendirikan ibu kota baru di Yogyakarta dan membangun keraton di sana.

Baca Juga: Kisah Pakubuwono XI, Susuhunan Mataram Islam Surakarta yang Berkuasa di Tengah Perang Dunia II