Lonjakan harga terjadi setelah BYAN melakukan aksi pemecahan saham atau stock split dengan nominal 1:10.
Namun, selama dua pekan terakhir harga saham BYAN cenderung terus terkoreksi.
Pada perdagangan Rabu (2/6) lalu, harga saham BYAN ditutup di level Rp15.000 per lembar saham.
Padahal, pada awal tahun ini saham BYAN masih diperdagangkan di atas Rp21.000 per lembar saham.
Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang merupakan salah satu kontributor utama kekayaan Hartono Bersaudara, terpantau bergerak stabil cenderung menguat sejak awal tahun ini.
Pada penutupan perdagangan Rabu lalu, harga saham BBCA dipatok sebesar Rp 9.050 per lembar saham.
Dengan pergerakan yang lebih stabil tersebut, Hartono Bersaudara berhasil kembali menempati posisi pertama orang terkaya Indonesia.