Find Us On Social Media :

Sosok Fa Hsien, Sang Pengelana yang Membawa Agama Buddha ke Nusantara

By Afif Khoirul M, Sabtu, 3 Juni 2023 | 14:10 WIB

Fa Hsien sosok biksu yang membawa agama Budha ke Indonesia.

Intisari-online.com - Fa Hsien adalah seorang rohaniwan Buddha dan penjelajah dari China yang hidup pada abad ke-5 Masehi.

Ia terkenal karena perjalanannya ke India untuk mencari kitab-kitab agama Buddha yang asli.

Dalam perjalanan pulangnya, ia sempat mengunjungi beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Nusantara.

Ia juga menulis catatan tentang negara-negara Buddhis yang ia temui, yang kemudian menjadi sumber sejarah yang berharga.

Fa Hsien lahir pada tahun 337 M di Wu Yang, Provinsi Shanxi, China. Ia berasal dari keluarga miskin dan yatim piatu sejak kecil.

Ia kemudian diasuh oleh pamannya yang juga seorang rohaniwan Buddha.

Fa Hsien memiliki minat besar terhadap ajaran Buddha dan ingin menjadi seorang biarawan.

Ia belajar dengan tekun dan menguasai berbagai kitab suci.

Pada tahun 399 M, ketika berusia 62 tahun, Fa Hsien memutuskan untuk melakukan perjalanan ke India untuk mencari kitab-kitab agama Buddha yang lebih lengkap dan otentik.

Ia tidak puas dengan versi-versi yang ada di China, yang ia anggap tidak akurat atau tidak lengkap.

Kemudian juga ingin melihat langsung tempat-tempat suci yang berkaitan dengan kehidupan Buddha.

Baca Juga: 6 Sosok Anggota TNI Ini Membelot Dan Bergabung Dengan KKB Papua, Dapat Jabatan Mentereng

Fa Hsien berangkat bersama beberapa rekannya dan menempuh rute darat melalui Jalur Sutra.

Ia melewati berbagai wilayah dan kerajaan, seperti Gansu, Xinjiang, Afghanistan, Pakistan, dan India Utara.

Lalu menghadapi banyak kesulitan dan bahaya, seperti cuaca ekstrem, perampokan, penyakit, kelaparan, dan perang.

Kemudian Ia juga bertemu dengan banyak orang dan budaya yang berbeda-beda.

Fa Hsien mencapai India pada tahun 405 M dan tinggal di sana selama sekitar 14 tahun. 

Dia mengunjungi banyak tempat-tempat suci Buddhis, seperti Bodh Gaya, Sarnath, Kushinagar, Lumbini, Rajgir, Nalanda, dan lain-lain.

Juga belajar dengan banyak guru dan biksu Buddhis dari berbagai aliran dan tradisi.

Dia mengumpulkan banyak kitab-kitab agama Buddha dalam bahasa Sanskerta dan Pali.

Pada tahun 414 M, Fa Hsien memutuskan untuk kembali ke China dengan membawa kitab-kitab agama Buddha yang ia dapatkan. 

Lalu memilih rute laut karena lebih cepat dan aman. Ia naik kapal dari pelabuhan Tamralipti di India Timur dan berlayar ke arah timur.

Dalam perjalanan lautnya, ia singgah di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Sri Lanka, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Baca Juga: Inilah Sosok Rajwa Alsaif, Wanita Berdarah Kerajaan Saudi yang Akan Menikahi Pewaris Tahta Yordania:

Salah satu negara yang ia kunjungi adalah Tarumanegara, sebuah kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Barat.

Fa Hsien menyebutnya sebagai Ye-po-ti atau Yawadvipa.

Ia menginap di sana selama lima bulan dan menulis tentang keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama di kerajaan itu.

Lalu juga menyaksikan upacara-upacara keagamaan Hindu-Buddha yang dilakukan oleh raja dan rakyatnya.

Fa Hsien akhirnya tiba di China pada tahun 415 M setelah perjalanan laut selama dua tahun.

Kemudian dia disambut dengan hormat oleh kaisar dan para pejabat.

Fa menyerahkan kitab-kitab agama Buddha yang ia bawa kepada istana dan biara-biara Buddhis.

Ia juga menulis catatan tentang perjalanannya dalam bahasa China dengan judul "A Record of Buddhist Kingdoms" atau "Catatan Negara-negara Buddhis".

Catatan ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain dan menjadi sumber informasi penting tentang sejarah Asia pada abad ke-5 M.

Fa Hsien meninggal pada tahun 422 M di usia 85 tahun.

Ia dihormati sebagai salah satu rohaniwan Buddha dan penjelajah terbesar dalam sejarah China. 

Juga memberikan kontribusi besar bagi penyebaran agama Buddha di Nusantara dengan membawa kitab-kitab agama Buddha yang asli dan memberikan gambaran tentang ajaran Buddha kepada orang-orang yang ia temui.