Penulis
Intisari-online.com - Salah satu tokoh sejarah Jakarta yang penting adalah Pangeran Jayakarta Wijayakrama.
Ia adalah penguasa Jayakarta atau Sunda Kelapa di awal abad ke-17, yang berani melawan VOC dan sekutunya.
Namun, ia juga mengalami nasib tragis sebagai tahanan Banten hingga akhir hayatnya.
Pangeran Jayakarta Wijayakrama lahir dengan nama Tubagus Sungerasa Jayawikarta.
Ia adalah putra dari Pangeran Tubagus Angke, adipati kedua Jayakarta (1570-1600), dan Ratu Pembayun, putri dari Sultan Hasanuddin, penguasa Banten.
Dengan demikian, ia masih bersaudara dengan wangsa Kesultanan Banten.
Sebagai bawahan Sultan Banten, Pangeran Jayakarta Wijayakrama mendukung Sultan Abdul Kadir yang masih muda dan menjadi penengah dalam perselisihan antar bangsawan Banten.
Ia juga membuka pelabuhan Jayakarta bagi pedagang asing dari Cina, Bombay, Inggris, dan Belanda.
Ia bahkan memberi izin kepada Inggris dan Belanda untuk mendirikan loji di dekat bentengnya.
Namun, sikapnya ini tidak disukai oleh Mangkubumi Banten, Pangeran Ranamanggala, yang menganggap bahwa Jayakarta sebagai daerah bawahannya.
Selain itu, ia juga berseteru dengan Jan Pieterszoon Coen, gubernur jenderal VOC, yang ingin menguasai Jayakarta sebagai pangkalan dagangnya.
Pada Desember 1618, Pangeran Jayakarta Wijayakrama dibantu oleh laksamana Inggris Thomas Dale mengusir Coen dari pelabuhan Jayakarta.
Coen lari ke Maluku, saat itu pangkalan utama VOC. Kemudian Dale dan Pangeran Jayakarta Wijayakrama mengepung benteng VOC.
Pada Januari 1619, prajurit VOC ingin menyerah.
Namun, pasukan Banten datang membela mereka. Dale lari ke kapalnya sedangkan Pangeran Jayakarta Wijayakrama harus lari ke bukit di sebelah selatan Jayakarta.
Pada Mei 1619, Coen kembali dengan 17 kapal dan pasukan besar.
Ia menyerang, menaklukkan, dan menghancurkan Jayakarta.
Kemudian mendirikan kota baru di atas puing-puing Jayakarta dan menamainya Batavia.
Pangeran Jayakarta Wijayakrama ditangkap oleh pasukan Banten dan dibawa ke Tanara sebagai tahanan.
Ia meninggal di sana tanpa diketahui kapan tepatnya.
Putranya yang bernama Ahmad Jaketra melanjutkan kepemimpinan sebagai penguasa Sunda Kelapa atau Jayakarta dengan gelar yang sama.
Makam Pangeran Jayakarta Wijayakrama terletak di Kampung Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.
Makam ini merupakan makam tua yang telah ada sejak abad ke-17.
Baca Juga: 10 Peninggalan Kerajaan Demak, Ada Makam Sosok Wali Paling Disegani
Makam ini dianggap keramat oleh masyarakat Jakarta dan banyak orang datang ke makam tersebut untuk meminta berkah.
Jejak sejarah Pangeran Jayakarta Wijayakrama adalah jejak sejarah perjuangan dan pengorbanan seorang penguasa yang mencintai tanah airnya.
Ia adalah salah satu saksi bisu dari pergolakan zaman yang melahirkan Jakarta seperti sekarang ini.