Find Us On Social Media :

Bagaimana Keterkaitan Peristiwa Di Tingkat Regional Dan Global Dengan Jatuhnya Hindia Belanda Pada Tahun 1942?

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 27 Mei 2023 | 13:17 WIB

Bagaimana Keterkaitan Peristiwa Di Tingkat Regional Dan Global Dengan Jatuhnya Hindia Belanda Pada Tahun 1942?

Jatuhnya Hindia Belanda pada 1942 tak lepas dari keikutsertaan Belanda dalam Perang Dunia II

Intisari-Online.com - Soal sejarah kelas XI halaman 98:

"Bisakah anda jelaskan bagaimana keterkaitan peristiwa di tingkat regional dan global dengan jatuhnya Hindia Belanda pada tahun 1942?"

Jawaban dan pembahasan

Pertama-tama kita harus mundur sampai Perang Dunia II.

Perang Dunia II mulai meletus pada September 1939.

Belanda ikut terseret dalam perang ini.

Pada Mei 1940, Jerman berhasil menduduki Belanda dan membuat Ratu Belanda beserta keluarganya mengungsi ke Inggris.

Karena itulah, saat Inggris berperang dengan Jepang di Asia, Belanda dan koloninya pun akhirnya ikut terlibat.

Tahukah kalian wilayah Indonesia mana saja yang awalnya diserang oleh Jepang?

Jepang tidak langsung menyerang pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintah kolonial Belanda.

Serangan pertama justru diarahkan ke berbagai sumber minyak di luar Jawa.

Mengapa demikian?

Pada saat Amerika menghentikan suplai minyaknya untuk Jepang pada tahun 1941, pihak Jepang sebenarnya berusaha untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan minyak.

Namun, usaha ini gagal.

Oleh karenanya, Jepang kemudian menyerang Indonesia untuk mendapatkan sumber daya alamnya.

Karena Jepang sangat memerlukan minyak bumi, Tarakan diserang Jepang pada 11 Januari 1942 karena wilayah ini dan sekitarnya kaya akan minyak.

Jepang kemudian menyerang Balikpapan yang juga memiliki banyak ladang minyak.

Apakah kalian tahu wilayah mana lagi yang diincar oleh Jepang?

Setelah menguasai ladang-ladang minyak di Kalimantan, Jepang kemudian melanjutkan ekspansinya ke wilayah Indonesia bagian timur seperti Ambon, Morotai, Manado, dan Kendari.

Setelah berbagai wilayah di kawasan timur berhasil dikuasai, Jepang mengarahkan ekspansinya ke wilayah barat, yaitu ke Palembang yang juga kaya akan minyak.

Jatuhnya Palembang ini membuka jalan bagi Jepang untuk menguasai Jawa.

Belanda sebagai penguasa di Jawa tidak bisa melakukan banyak perlawanan kepada Jepang.

Meskipun pada saat itu Belanda adalah salah satu bagian dari sekutu, tapi negara-negara sekutu sibuk memikirkan kepentingan masing-masing dan tidak banyak menolong.

Negeri Belanda sedang diduduki oleh Jerman dan tidak bisa banyak membantu koloninya.

Dengan demikian, Belanda tidak dapat mempertahankan Jawa. Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda akhirnya menyerah kepada Jepang di Kalijati pada 8 Maret 1942.

Perang Hindia Belanda dan Jepang

Perlu Anda ketahui ketika Jepang mulai menyerbu Hindia Belanda, sasaran utamanya adalah pengeboran minyak di Tarakan, Balikpapan, dan Palembang.

Gerakan maju ini dimungkinkan setelah pertahanan Hindia Belanda di utara Pulau Sulawesi berhasil dilumpuhkan pada 26 Desember 1941.

Kekuatan udara Jepang juga tidak mendapati kesulitan untuk menghancurkan pangkalan dan pertahanan udara Hindia Belanda di Tondano, Sulawesi Utara.

Pada malam 10 hingga 11 Januari 1942, 6.000 tentara Jepang mendarat di Tarakan.

Setelah mendarat, pertempuran mulai terjadi.

Kobaran api telah berkecamuk melanda tangki penampungan hasil pengeboran.

Sekitar 1.300 tentara KNIL atau tentara Hindia Belanda yang telah merasa pesimis memutuskan untuk menyerah keesokan harinya, 12 Januari 1942.

Setelah Tarakan, sasaran selanjutnya adalah Palembang, sumber minyak mentah yang menghasilkan setengah produksi seluruh Hindia Belanda.

Pada 14 Februari 1942, sejumlah 600 tentara pasukan komando mendarat di salah satu lapangan udara di Palembang.

Palembang sempat berhasil memukul mundur Jepang, sebelum pasukan besar infantri Jepang datang dan merusak fasilitas pengeboran yang ada.

Untuk mencegah Jepang mengambil kilang-kilang minyak di sana, Palembang berencana untuk menghentikan pemanfaatan kilang minyak tersebut selama enam bulan.

Akan tetapi, rencana tersebut tidak membuahkan hasil.

Salah satu kilang minyak di Palembang hanya mengalami sedikit kerusakan, sehingga setelah enam bulan, proses produksi dapat kembali dijalankan.

Tidak hanya Tarakan dan Palembang, Jepang juga berhasil menguasai Ambon, Bali, dan Timor.