Find Us On Social Media :

Daftarnya Makin Panjang Usai Penyanyi Trot HAESOO Tewas, Peristiwa Bunuh Diri di Korea Selatan Ternyata Banyak Dipicu oleh Ini

By Ade S, Selasa, 16 Mei 2023 | 14:03 WIB

Penyanyi Trot HAESOO bunuh diri. Ini pemicu tingginya tingkat bunuh diri di Korea Selatan.

Intisari-Online.com - Bunuh diri adalah fenomena sosial yang kompleks dan multidimensi.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan tragis tersebut, mulai dari tekanan hidup, masalah kesehatan mental, hingga pengaruh lingkungan.

Di Korea Selatan, bunuh diri menjadi masalah serius yang menimpa banyak orang, termasuk selebriti.

Baru-baru ini, penyanyi trot HAESOO ditemukan meninggal dunia dengan dugaan bunuh diri di sebuah kamar hotel.

Ia menambah daftar panjang selebriti Korea Selatan yang meninggal karena bunuh diri. Apa yang menyebabkan bunuh diri menjadi begitu tinggi di Korea Selatan?

Artikel ini akan membahas fakta dan faktor yang berperan dalam fenomena bunuh diri di negara tersebut, serta upaya pencegahan dan penanganannya.

Penyanyi Trot HAESOO Ditemukan Meninggal dengan Dugaan Bunuh Diri

Dunia hiburan Korea Selatan kembali berduka. Penyanyi trot HAESOO ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel pada Jumat, 12 Mei 2023 pukul 10 pagi waktu setempat. Ia meninggal dalam usia 29 tahun.

Polisi menemukan surat yang diduga sebagai catatan bunuh diri di lokasi kejadian. Namun, mereka tidak mencurigai adanya kejanggalan atau tindak kriminal terkait kematian HAESOO.

HAESOO memulai debutnya pada 2019 dengan album tunggal bertajuk My Life, I Will. Ia semakin dikenal lewat penampilannya di berbagai acara musik seperti The Trot Show, AM Plaza, dan Gayo Stage.

Baca Juga: Picu Kematian Bos J&T, Ternyata Judi Online Lebih Mudah Bikin Kecanduan pada Orang dalam Kondisi Ini 

Ia juga dijadwalkan tampil di sebuah festival pada 20 Mei 2023, namun akhirnya batal karena meninggal dunia.

Bunuh Diri di Korea Selatan: Fakta dan Faktor

Kematian HAESOO menambah daftar panjang selebriti Korea Selatan yang meninggal karena bunuh diri. Beberapa nama terkenal yang pernah mengakhiri hidupnya sendiri antara lain:

1) Kim Jong-hyun, anggota boyband SHINee, yang meninggal pada 2017 karena keracunan karbon monoksida.

2) Sulli, mantan anggota girlband f(x), yang meninggal pada 2019 karena gantung diri.

3) Goo Hara, mantan anggota girlband Kara, yang meninggal pada 2019 karena gantung diri.

4) Cha In-ha, aktor dan anggota grup Surprise U, yang meninggal pada 2019 karena ditemukan tak bernyawa di rumahnya.

5) Song Yoo-jung, aktris dan model, yang meninggal pada 2021 karena bunuh diri.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi kedua di dunia pada 2019 dengan angka 24,6 per 100.000 penduduk.

Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 10,5 per 100.000 penduduk.

Beberapa faktor yang dikaitkan dengan tingginya bunuh diri di Korea Selatan antara lain:

Baca Juga: Moonbin Astro Meninggal Dunia, Ini Alasan Tingkat Bunuh Diri di Korea Selatan Sangat Tinggi, Gara-gara 'Virus'? 

1) Tekanan sosial dan ekonomi yang tinggi, terutama bagi generasi muda yang menghadapi persaingan ketat dalam pendidikan dan pekerjaan.

2) Kurangnya dukungan psikologis dan sosial bagi orang-orang yang mengalami depresi atau gangguan mental lainnya.

3) Stigma dan diskriminasi terhadap orang-orang yang mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mental.

4) Pengaruh media sosial dan cyberbullying yang dapat memperburuk kondisi psikologis seseorang.

5) Paparan berita atau konten bunuh diri yang dapat memicu perilaku imitasi atau kontagion.

Upaya Pencegahan dan Penanganan Bunuh Diri di Korea Selatan

Pemerintah Korea Selatan telah mengambil beberapa langkah untuk mencegah dan menangani masalah bunuh diri di negaranya. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:

1) Membentuk pusat pencegahan bunuh diri nasional yang menyediakan layanan konseling dan bantuan darurat bagi orang-orang yang berisiko bunuh diri.

2) Meluncurkan kampanye sosial dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental dan bunuh diri.

3) Menerapkan regulasi media untuk mengurangi paparan berita atau konten bunuh diri yang dapat memicu perilaku imitasi atau kontagion.

4) Mengembangkan program pelatihan dan intervensi untuk para profesional kesehatan, pendidik, pekerja sosial, dan relawan yang berhubungan dengan orang-orang yang berisiko bunuh diri.

5) Mendorong partisipasi masyarakat dan organisasi non-pemerintah dalam upaya pencegahan dan penanganan bunuh diri.

Meskipun demikian, upaya-upaya tersebut masih belum cukup untuk menurunkan angka bunuh diri di Korea Selatan secara signifikan.

Masih diperlukan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, media, dan selebriti, untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung bagi orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental.

Bunuh diri bukanlah solusi, tetapi sebuah tragedi yang dapat dicegah.

Baca Juga: Tragisnya Nasib Permaisuri Zhenfei, Selir Kesayangan Kaisar Guangxu, Dipaksa Bunuh Diri Hingga Tewas Dalam Sumur