Find Us On Social Media :

Sosok Ujeng Suwargana, Agen Rahasia Jenderal Nasution yang Dituduh Menjebak PKI

By Afif Khoirul M, Minggu, 7 Mei 2023 | 10:20 WIB

Ilustrasi - Ujeng Suwargana dan Jenderal Nasution.

Di situ Ujeng banyak menulis buku teks untuk sekolah-sekolah yang diterbitkan oleh A.C. Nix.

Di antara buku-bukunya adalah “Metode Menulis Indah dan Mudah” dan “Berhitung”.

Buku-buku tersebut sukses karena dibeli oleh pemerintah untuk dijadikan buku pegangan di Sekolah Dasar.

Ketika terjadi nasionalisasi semua aset dan perusahaan-perusahaan Belanda oleh TNI AD yang dipimpin Nasution, A.C. Nix dibeli oleh Ujeng dan perusahaan itu diganti namanya menjadi C.V Ganaco, yang kemudian menjadi salah satu penerbit terbesar di Indonesia.

Ujeng juga mendirikan penerbit lainnya, yaitu Pustaka Jaya dan Pustaka Nasional.

Ia juga menulis beberapa buku lainnya, seperti "Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia" dan "Pendidikan Nasional."

Ujeng Suwargana juga dikenal sebagai orang yang memiliki banyak rahasia dan kontroversi. Beberapa orang menganggapnya sebagai agen rahasia atau spion Melayu yang berusaha menggulingkan kekuasaan Presiden Sukarno.

Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Ujeng sering bepergian ke luar negeri, terutama ke Eropa Barat dan Amerika Serikat, dan bertemu dengan berbagai tokoh politik dan militer asing.

Ia juga dikabarkan menyebarkan isu tentang adanya Dewan Jenderal, yaitu sebuah kelompok yang terdiri dari para jenderal TNI AD yang ingin mengambil alih kekuasaan dari Sukarno34.

Namun hal ini tidak pernah terbukti secara pasti.

Ujeng Suwargana juga diduga terlibat dalam penjebakan G30S PKI, yaitu sebuah peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965, ketika sekelompok orang yang mengatasnamakan Dewan Revolusi menculik dan membunuh enam jenderal TNI AD dan satu perwira lainnya.

Peristiwa ini kemudian disalahkan kepada PKI oleh pihak militer yang dipimpin oleh Soeharto.

Menurut beberapa sumber, Ujeng Suwargana adalah salah satu orang yang menyediakan rumah untuk menyimpan mayat-mayat jenderal yang dibunuh tersebut.

Ia juga diduga memberikan informasi palsu kepada Nasution tentang adanya rencana pembunuhan terhadap dirinya oleh PKI.