Find Us On Social Media :

Perang Suksesi Jawa II, Gejolak Terbesar Mataram Islam, Berawal Dari Amangkurat IV Yang Pro-VOC

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 1 Mei 2023 | 11:17 WIB

Perang Suksesi Jawa II, konflik paling berdarah dalam tubuh Mataram Islam. Raja Amangkurat IV versus paman-adiknya.

Perang Suksesi Jawa II, konflik paling berdarah dalam tubuh Mataram Islam. Raja Amangkurat IV versus paman-adiknya.

Intisari-Online.com - Semua berawal dari sikap Amangkurat IV, raja Mataram Islam saat itu, yang sangat condong kepada VOC Belanda.

Perang Suksesi Jawa II disebut-sebut sebagai gejolak terbesar dalam tubuh Mataram Islam selama abad 18.

Perang Takhta II terjadi antara 1719 hingga 1723.

Yang terlibat adalah Amangkurat IV melawan Pangeran Blitar, Pangeran Purbaya, Pangeran Arya Mataram, dan Pangeran Arya Dipanagara.

Amangkurat IV yang dibantu oleh VOC memenangkan pertempuran dan berhasil mempertahankan takhta Mataram Islam.

Pengangkatan Amangkurat IV sebagai raja Mataram Islam sendiri tidak mendapat dukungan dari paman dan adik-adiknya.

Lebih-lebih karena sikapnya yang sangat pro-VOC.

VOC menyebut Amangkurat IV sebagai penguasa yang dimusuhi oleh hampir seluruh rakyat Tanah Jawa.

Hal itu karena setelah kendali Kerajaan Mataram Islam dipegang Amangkurat IV, rakyatnya terpecah ke dalam banyak golongan yang menentang kedudukan raja.

Konflik bermula saat Amangkrat IV menurunkan pangkat serta mengambil wilayah kekuasaan dua adiknya, yaitu Pangeran Blitar dan Pangeran Purbaya, yang dirasa terlalu besar.

Pada Juni 1719, Pangeran Blitar dan Pangeran Purbaya yang sakit hati terhadap tindakan kakaknya melancarkan serangan ke Keraton Kartasura.