Find Us On Social Media :

Gelombang Panas di Asia, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Dampaknya bagi Indonesia?

By Afif Khoirul M, Rabu, 26 April 2023 | 06:55 WIB

Ilustrasi - Peningkatan suhu panas di Indonesia.

Intisari-online.com - Belakangan ini, sejumlah wilayah di Asia mengalami fenomena gelombang panas atau heatwave.

Yaitu periode cuaca panas yang tidak biasa dan berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut.

Fenomena ini telah menyebabkan suhu udara di beberapa negara mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pengamatan.

Lalu, apa penyebab gelombang panas ini dan bagaimana dampaknya bagi Indonesia?

Penyebab Gelombang Panas di Asia

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu panas bulan April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari.

Namun lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya.

Salah satu faktor yang memicu gelombang panas di Asia adalah berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer yang tinggi di suatu wilayah secara persisten dalam beberapa hari.

Sistem ini memaksa udara menuju ke bawah dan mencegah terjadinya presipitasi.

Dengan demikian, udara menjadi terperangkap dan menghangat tidak seperti biasanya karena sinar matahari.

Selain itu, aktivitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas juga ikut meningkat.

Baca Juga: Rahasia di Balik Ogoh Ogoh, Patung Boneka yang Lebih Panas dari Api Neraka

Gelombang Rossby adalah gelombang atmosfer skala besar yang bergerak dari barat ke timur di sepanjang garis lintang.

Gelombang ini dapat mempengaruhi pola cuaca dan iklim dengan membawa udara dingin atau panas ke suatu wilayah.

Dampak Gelombang Panas bagi Indonesia

Meskipun Indonesia tidak termasuk ke daerah yang terkena gelombang panas Asia 2023, namun suhu udara di beberapa wilayah Indonesia juga mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Menurut BMKG, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2°C di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C - 36°C hingga saat ini.

Suhu udara yang tinggi dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Pada lingkungan, kondisi ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan, kekeringan, pemadaman listrik, dan polusi udara.

Pada kesehatan manusia, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi, heat exhaustion (kelelahan akibat panas), heat stroke (sengatan panas), hingga kematian.

Untuk mengantisipasi dampak negatif suhu panas, BMKG memberikan beberapa tips mencegah dehidrasi dan heat stroke, antara lain:

1. Minum air putih yang cukup untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh

2. Hindari minuman beralkohol, berkafein, atau manis karena dapat meningkatkan dehidrasi

Baca Juga: Telinga Kiri Panas: Benarkah Anda Sedang Dicintai atau Justru Sedang Difitnah? Ini Penjelasan Primbon Jawa

 3. Pakai pakaian longgar dan berwarna terang untuk mengurangi penyerapan panas

4. Gunakan tabir surya atau sunblock untuk melindungi kulit dari radiasi ultraviolet

5. Hindari aktivitas fisik berat di luar ruangan pada jam-jam terik matahari

6. Cari tempat teduh atau ruangan ber-AC jika merasa lemas atau pusing akibat panas.