Ia juga mendapatkan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara.
Mangkunegara I kemudian membangun istana baru di wilayahnya yang dinamakan Pura Mangkunagaran.
Ia juga mengembangkan budaya dan seni Jawa di istananya.
Ia menciptakan tarian-tarian baru seperti Serimpi, Bedhaya, dan Srimpi Sangopati.
Ia juga mengoleksi berbagai benda-benda bersejarah dan seni seperti keris, wayang, gamelan, dan lukisan.
Mangkunegara I meninggal dunia pada 23 Desember 1795 di Surakarta.
Ia dimakamkan di Astana Mangadeg di Matesih, Karanganyar, dan digantikan oleh putranya, Mangkunegara II.
Mangkunegara I dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajahan VOC dan membela hak-hak rakyat Jawa.
Julukan Pangeran Sambernyawa tetap melekat pada namanya sebagai simbol keberanian dan kegigihannya dalam perjuangan.