Find Us On Social Media :

Mataram Islam pun Bergelimang Darah, Berawal Karena Raja Dan Putra Mahkota Rebutan Wanita Yang Sama

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 22 April 2023 | 10:17 WIB

Rara Oyi menjadi rebutan antara penguasa Mataram Islam Amangkurat I dan Sang Putra Mahkota. Akhirnya tragis.

Rara Oyi menjadi rebutan antara penguasa Mataram Islam Amangkurat I dan Sang Putra Mahkota. Akhirnya tragis.

Intisari-Online.com - Pernah dalam satu masa Mataram Islam banjir darah gegara rebutan wanita.

Kejadian terjadi ketika Amangkurat I memegang takhta.

Cerita bermula setelah Sultan Agung berhasil menaklukkan Surabaya, pesaing untuk menguasai pesisir utara.

Alih-alih mendapat hukuman, Adipati Surabaya Pangeran Pekik, justru mendapat perlakuan "istimewa" dari Raja Mataram.

Dia dikawinkan dengan adik Raja yang bernama Ratu Pandansari.

Keputusan ini diambil Sultan Agung karena Surabaya dirasa punya potensi besar untuk mendukung Mataram.

Selain menjadi kerabat keraton, Pangeran Pekik juga tetap menjadi adipati Surabaya.

Meski begitu, Pangeran Pekik harus tinggal di keraton, sementara yang menjalankan tugas keadipatian adalah waliknya, Ngabehi Mangunjaya.

Hubungan Mataram-Surabaya semakin erat ketika Putra Mahkota, kelak menjadi Amangkurat I, menikah dengan putri Pangeran Pekik.

Ketika Amangkurat I naik takhta, anak dari pernikahan dengan putri Pangeran Pekik diangkat jadi Putra Mahkota.

Putra Mahkota ini kebetulan tinggal bareng kakeknya, Pangeran Pekik.