Saat Prajurit Pajang Melawan Pasukan Gaib Mataram Islam, Begini Endingnya

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Ada cerita, saat perang melawan Pajang, Mataram Islam dibantu oleh pasukan gaib yang terdiri atas para lelembut.

Ada cerita, saat perang melawan Pajang, Mataram Islam dibantu oleh pasukan gaib yang terdiri atas para lelembut.

Intisari-Online.com -Ada cerita yang cenderung mengarah ke mitos terkait pertempuran Mataram Islam dan Pajang.

Dalam cerita yang beredar disebutkan bahwa Mataram Islam dibantu oleh pasukan gaib.

Bagaimana cerita itu?

Sejatinya Mataram Islam punya hubungan yang baik dengan Pajang.

Bahkan Danang Sutawijaya, pendiri Mataram Islam, pernah diangkat sebagai anak oleh Sultan Pajang, Hadiwijaya alias Jaka Tingkir.

Tapi hubungan itu memburuk setelah Sutawijaya menobatkan diri sebagai raja Mataram Islam, yang dikenal sebagai Panembahan Senopati.

Pada tahun 1586, Sutawijaya memimpin pasukannya untuk menyerang Pasukan Pajang.

Konon katanya, dia dibantu oleh pasukan gaib yang dipercayanya terdiri atas makhluk-makhluk halus seperti jin, siluman, dan lainnya.

Mereka mampu menyamar sebagai manusia atau binatang dan mengganggu musuh dengan cara-cara yang tidak biasa.

Pasukan Pajang tidak menyerah begitu saja.

Mereka juga memiliki bantuan dari para ulama, kyai, dan dukun yang memiliki ilmu kebatinan dan kesaktian.

Mereka menggunakan mantra-mantra, doa-doa, dan azimat-azimat untuk melindungi diri dan menolak serangan pasukan gaib.

Mereka juga menggunakan senjata-senjata tajam seperti keris, tombak, dan pedang yang telah disucikan dan diberkahi.

Pertempuran antara Pasukan Pajang dan Pasukan Mataram Islam berlangsung sengit dan berdarah-darah.

Banyak korban jiwa yang berjatuhan dari kedua belah pihak.

Namun, akhirnya Pajang harus mengakui kekalahan ketika Sultan Hadiwijaya meninggal dunia karena sakit.

Pajang, pada akhirnya harus tunduk terhadap superioritas Mataram Islam.

Pasukan Mataram Islam berhasil menguasai wilayah-wilayah Pasukan Pajang dan melanjutkan ekspansinya ke seluruh Jawa.

Sutawijaya kemudian bergelar Panembahan Senopati dan mendirikan Keraton Agung di Kotagede.

Ia dianggap sebagai pendiri dinasti Mataram yang berkuasa hingga abad ke-18.

Artikel Terkait