Riwayat Alas Mentaok, Tempat Panembahan Senopati Menobatkan Diri Sebagai Raja Pertama Mataram Islam

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Alas Mentaok adalah cikal bakal Mataram Islam. Di sinilah Panembahan Senopati menobatkan diri sebagai raja Jawa.

Alas Mentaok adalah cikal bakal Mataram Islam. Di sinilah Panembahan Senopati menobatkan diri sebagai raja Jawa.

Intisari-Online.com -Berbicara soal Mataram Islam, rasanya tak bisa lepas dari sebuah wilayah yang dikenal sebagai Alas Mentaok.

Di bekas daerah yang menjadi bagian dari wilayah Mataram Kuno itulah Panembahan Senopati menobatkan diri sebagai Raja Mataram Islam.

Kelak kita tahu, ini adalah kerajaan Islam terbesar di Indonesia, yang masih berdiri hingga sekarang.

Alas Mentaok merupakan hadiah dari Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir dari Pajang kepada Ki Ageng Pemanahan, pendiri Wangsa Mataram dan ayah dari Panembahan Senopati.

Kita tahu, Ki Ageng Pemanahan adalah orang kepercayaan Sultan Hadiwijaya.

Bersama Ki Panjawi dan Ki Juru Martani, dia membantu memadamkan perlawananArya Penangsang dari Jipang.

Arya Penangsang adalah musuh bebuyutan Sultan Hadiwijaya yang dikenal sakti mandraguna.

Ki Ageng Pemanahan bersama putranya, Danang Sutawijaya, dan saudaranya, Ki Panjawi, berhasil membunuh Arya Penangsang dalam sebuah sayembara yang diadakan oleh Sultan Hadiwijaya.

Sebagai balas jasa, Sultan Hadiwijaya memberikan tanah perdikan berupa hutan yang disebut Alas Mentaok kepada Ki Ageng Pemanahan.

Di sana, Ki Ageng Pemanahan mendirikan sebuah pesantren dan mengajarkan ilmu agama dan ilmu kanuragan kepada murid-muridnya.

Salah satu muridnya adalah putranya sendiri, Danang Sutawijaya.

Danang Sutawijaya mulai memberontak terhadap Pajang sejak tahun 1578 dengan menggalang dukungan dari beberapa wilayah di sekitarnya.

Dia juga mendapat bantuan dari Sunan Kalijaga, salah satu wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa.

Sunan Kalijaga memberikan gelar Panembahan Senopati kepada Danang Sutawijaya sebagai tanda pengakuan atas kepemimpinannya.

Perlawanan Panembahan Senopati semakin menguat hingga akhirnya ia berhasil merebut ibu kota Pajang pada tahun 1586.

Raja Pajang pun harusmenyerahkan kekuasaan kepada Panembahan Senopati.

Dengan demikian, Kesultanan Pajang runtuh dan digantikan oleh Kesultanan Mataram Islam yang dipimpin oleh Panembahan Senopati.

Penobatan Sebagai Raja Pertama Mataram Islam

Panembahan Senopati sebagai pendiri pemerintahan Mataram Islam kemudian menobatkan diri sebagai raja atau sultan pertama bergelar Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama pada tahun 1587.

Dia memilih Alas Mentaok sebagai pusat pemerintahannya dan mengubah namanya menjadi Kotagede atau Kutagede di Yogyakarta.

Panembahan Senopati menjalankan pemerintahannya dengan baik dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya.

Ia juga dikenal sebagai raja yang sakti mandraguna dan memiliki hubungan spiritual dengan Ratu Kidul, penguasa laut selatan.

Panembahan Senopati meninggal pada 1601 dandimakamkan di Kotagede.

Sepeninggal Panembahan Senopati, Kerajaan Mataram terus memperluas wilayah dan mencapai puncak kejayaannya di masa Sultan Agung.

Seluruh menaklukkan beberapa wilayah penting di Jawa, Sultan Agung juga menyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali.

Kesultanan Mataram Islam juga berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa dan Nusantara.

Kerajaan ini mengembangkan berbagai tradisi keagamaan dan kebudayaan yang masih dipertahankan hingga kini, seperti seni wayang, gamelan, tari, batik, keris, dan arsitektur.

Kerajaan ini juga melahirkan banyak tokoh-tokoh ulama dan pujangga yang berpengaruh dalam sejarah Islam di Indonesia.

Kesultanan Mataram Islam mengalami kemunduran dan pecah menjadi beberapa kerajaan kecil akibat perang saudara, bencana alam, dan campur tangan VOC.

Namun, warisan dan pengaruhnya tetap hidup dalam ingatan dan identitas bangsa Indonesia.

Alas Mentaok atau Kotagede sebagai tempat berdirinya Kesultanan Mataram Islam kini menjadi salah satu situs sejarah dan wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Artikel Terkait