Find Us On Social Media :

Dari Upasa ke Idul Fitri, Ternyata Begini Cara Walisongo Mengislamkan Perayaan Hari Raya di Nusantara

By Afif Khoirul M, Selasa, 11 April 2023 | 03:05 WIB

Ilustrasi - Walisongo, sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Nusantara.

Intisari-online.com - Idul Fitri adalah hari raya yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia setelah menyelesaikan puasa Ramadhan.

Idul Fitri memiliki makna sebagai hari kemenangan bagi orang-orang yang berhasil menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan ketakwaan.

Namun, tahukah Anda bahwa Idul Fitri juga memiliki kaitan dengan sejarah penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di pulau Jawa?

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana para wali yang dikenal sebagai Walisongo mengislamkan perayaan hari raya di Nusantara dengan mengadaptasi tradisi lokal dan memberikan makna baru bagi Idul Fitri.

Walisongo adalah sembilan wali atau wakil Allah SWT yang berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa pada abad ke-14 hingga ke-16 Masehi.

Mereka adalah Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Kalijaga.

Salah satu strategi dakwah Walisongo adalah menggunakan pendekatan budaya dan seni untuk menarik minat masyarakat Jawa yang sebagian besar masih beragama Hindu-Budha.

Mereka tidak hanya mengajarkan ajaran Islam secara langsung, tetapi juga menyelipkannya dalam berbagai bentuk kesenian dan kebudayaan lokal, seperti wayang, gamelan, tari-tarian, syair-syair, dan lain-lain.

Mereka juga menghormati dan menghargai tradisi-tradisi yang sudah ada sebelumnya, asalkan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Salah satu tradisi yang diadaptasi oleh Walisongo adalah upasa atau puasa.

Upasa adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh orang Jawa sebelum masuk Islam untuk menyucikan diri dari segala kotoran batin dan lahir.

Baca Juga: Dibangun 1401 Masehi Inilah Masjid Tertua di Pulau Jawa, Salah Satu Tempat Bersejarah di Indonesia