Penulis
Total ada sekitar 24 ribu pasukan Mataram yang dikirim Sultan Agung Batavia untuk melawan VOC Belanda. Tapi motifnya adalah Banten.
Intisari-Online.com -Benarkah penyerbuan Sultan Agung ke Batavia untuk mengusir VOC dari Nusantara?
Tak ada keraguan, Sultan Agung adalah raja terbesar Mataram.
Ambisi terbesar Sultan Agung, salah satunya, adalah menguasai seluruh Tanah Jawa.
Pertama-tama yang harus dihadapi adalah Surabaya, dan berhasil.
Setelah menaklukkan Surabaya, Sultan Agung merangsak ke barat.
Dia ingin menaklukkan Banten.
Tapi upaya menaklukkan Banten ternyata tak semudah yang dibayangkan.
Selain karena kesultanan Banten yang juga kuat, ada "benteng hidup" yang harus dihadapi oleh Mataram sebelum sampai ke Banten.
"Benteng hidup" itu adalah VOC yang bercokol di Batavia.
Jadi, ingin menguasai Banten, Mataram pertama-tama harus menyingkirkan VOC.
Sebelum menyerang VOC, Mataram sempat menawarkan opsi perdamaian dengan kongsi datang terkaya yang pernah ada itu.
Tapi tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh VOC.
Tak mau menanggung malu, Sultan Agung pun memutuskan menyerang Batavia.
Dua kali bahkan.
Pada 27 Agustus 1628, untuk pertama kalinya Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia.
Rombongan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa.
Rombongan itu kemudian disusul oleh rombongan lain yang dipimpin oleh Pangeran Mandureja pada Oktober 1628.
Total jenderal,ada 10 ribu pasukan Mataram yang dikirim ke bekas Sunda Kelapa.
Tapi apa mau dikata,tentara Mataram kocar-kacir menghadapi persenjataan VOC yang lebih modern.
Sultan Agung geram, dua panglimanya, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandureja dipenggal kepalanya.
Pada penyerbuan pertama ini, VOC disebut menemukan 744 mayat prajurit Mataram tewas tanpa kepala.
Gagal pada serangan pertama, Sultan Agung ternyata tidak kapok.
Raja keempat Mataram itu kembali mengirim pasukannya ke Batavia.
Pada Mei 1929, Sultan mengirim pasukan Mataram I di bawah pimpinan Adipati Ukur.
Sebulan kemudian, datang pasukan Mataram II pimpinan Adipati Juminah.
Total, ada 14 ribu pasukan Mataram yang dikirim untuk menjinakkan VOC.
Tak mau kegagalan pada serangan pertama berulang, Sultan Agung membuat perencanaan yang lebih matang.
Salah satunya, dia membangun lumbung-lumbung beras di sekitar Karawang dan Cirebon.
Tapi lagi-lagi, lumbung-lumbung itu justru menjadi sasaran tembak VOC, Sultan Agung pun gagal lagi.
Siasat lain, Sultan Agung membendung dan mengotoriSungai Ciliwung yang menjadi sumber air utama VOC dengan kotoran manusia.
Batavia pun diserang wabah kolera, banyak pasukan VOC yang tewas, termasuk Jenderal J. P. Coen, Gubernur Jenderal VOC.