Find Us On Social Media :

Dukun Pengganda Uang Bunuh 12 Orang Pakai Racun Ikan, Ternyata Begini Efek Racun Potasium

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 6 April 2023 | 16:23 WIB

Dukun pengganda uang Mbah Slamet Tohari menggunakan potasium atau racun ikan menghabisi nyawa korban-korbannya.

Dukun pengganda uang Mbah Slamet Tohari menggunakan potasium atau racun ikan menghabisi nyawa korban-korbannya.

Intisari-Online.com - Warga Banjarnegara, Jawa Tengah, dihebohkan oleh dukun yang mengaku bisa menggandakan uang membunuh belasan orang.

Alat yang digunakan pria bernama Slamet Tohari alias Mbah Slamet itu adalah racun ikan, potasium.

Memang ada efek potasium jika terminum oleh manusia?

Menurut keterangan Mbah Slamet kepada polisi, korbannya langsung muntah usai menenggak minuman beracun tersebut.

Lima menit kemudian, korbannya pun sudah tak berdaya.

Selain itu, menurut Mbah Slamet, para korbannya tak ada yang menanyakan perihal minuman itu sebelum menenggaknya

Sebab mereka menganggap minuman itu bagian dari ritual penggandaan uang.

Potasium merupakan salah satu jenis mineral yang mudah ditemukan dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Seperti daging, ikan, sayuran, buah-buahan, susu, yoghurt, dan kacang.

Tubuh memerlukan potasium untuk melakukan sintesis protein, memetabolisme karbohidrat, pengembangan otot, dan fungsi penting lainnya dari elektrik dan seluler.

Akan tetapi, Anda sebaiknya berhati-hati mengonsumsi potasium.

Jika berlebihan, potasium akan memberikan konsekuensi kesehatan yang serius.

Adalah hiperkalemia, suatu kondisi yang menunjukkan adanya kelebihan kadar potasium di dalam aliran darah.

Penderita hiperkalemia sering kali tidak menunjukkan gejala.

Tetapi beberapa orang mengalami denyut jantung yang tidak beraturan, denyut nadi yang lambat dan lemah, kelelahan, lemas, kesulitan bernapas, dan mual.

Hiperkalemia membutuhkan perawatan di rumah sakit dengan pengawasan yang ketat serta pengobatan yang sama dengan penyakit gagal ginjal.

Perawatan hiperkalemia termasuk di antaranya dialisis; obat-obatan diuretik; kalsium intravena; glukosa dan insulin; serta pembatasan jumlah asupan potasium dalam diet.

Menurut MedlinePlus Medical Encyclopedia, hiperkalemia terjadi ketika gangguan-gangguan tertentu—seperti gagal ginjal akut atau kronik, glomerulonefritis atau uropati obstruktif—menurunkan kemampuan ginjal untuk menghilangkan potasium dari dalam tubuh.

Hiperkalemia juga bisa terjadi ketika sel melepaskan kelebihan potasium ke cairan yang berada di luar sel.

Sebagai akibat dari cedera jaringan—seperti luka bakar, perdarahan gastrointetinal, operasi, luka trauma, tumor atau rhabdomyolysis dari obat-obatan, alkohol atau infeksi.

Mereka dengan fungsi ginjal yang buruk memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hiperkalemia.

Perlu diperhatikan, beberapa pengobatan, seperti potasium-sparing diuretics dan angiotensin-converting enzyme inhibitors, dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menghilangkan potasium.

Penderita gagal ginjal, terutama bagi mereka yang melakukan pengobatan dengan cara dialisis, harus menghindari makanan yang tinggi akan potasium.

Makanan-makanan tersebut antara lain daging dan ikan; sayuran seperti brokoli, kacang polong, tomat, dan kentang; serta buah-buahan, seperti kiwi, plum, aprikot, dan belewah.

Selain itu, penderita gagal ginjal atau mereka yang memiliki riwayat hiperkalemia sebaiknya menghindari pengganti garam yang mengandung potasium.

Dan, jika Anda mengonsumsi suplemen potasium, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter agar mereka dapat mengevaluasi fungsi ginjal Anda.

Institute of Medicine menganjurkan mereka yang berusia 19 tahun ke atas agar mengonsumsi tidak lebih dari 4.700 mg potasium tiap harinya.

Diet sehat yang kaya akan potasium dapat membantu mengontrol tekanan darah, memperlambat pengeroposan tulang, dan menurunkan risiko untuk terkena batu ginjal.