Hanya Butuh 5 Menit Habisi Belasan Nyawa, Begini Dukun Banjarnegara Lakukan Pembunuhan Berantai

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Hanya lima menit yang dibutuhkan duku pengganda uang Mbah Slamet alias Tohari membunuh korban-korbannya, pembunuh berantai dari Banjarnegara.

Hanya lima menit yang dibutuhkan duku pengganda uang Mbah Slamet alias Tohari membunuh korban-korbannya, pembunuh berantai dari Banjarnegara.

Intisari-Online.com -Publik kembali dihebohkan dengan kasus pembunuhan berantai.

Kali ini dilakukan oleh Tohari, seorang dukun pengganda uang dari Banjarnegara, Jawa Tengah.

Hanya lima menit waktu yang dibutuhkan Tohari untuk menghabisi nyawa korba-korbannya.

Caranya, persis dengan cara kita membunuh ikan.

Mbah Slamet, begitu Tohari disapa sehari-hari.

Belum lama ini Polres Banjarnegara berhasil mengungkap kasus pembunuhan berencana yang menelan belasan korban.

Kasus ini berawal ketika ada salah satu anak korban yang melaporkan orangtuanya hilang.

Menurut keterangan Kapolres Banjarnegara AKBP Henri Yulianto, pertama-tama korban PO (53) pergi ke Sukabumi, Jawa Barat, ke rumah pelaku.

Kejadian itu terjadi pada 20 Maret 2023.

Setelah sampai di rumah Mbah Slamet, PO kemudian mengontak anaknya yang melapor ke polisi itu.

PO bilang, anaknya itu harus bersiap dengan polisi jika dirinya tidak dapat dihubungi.

"Ini di rumahnya Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek," kata Hendri.

" Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, datang langsung ke lokasi bersama aparat."

Benar, PO tak kembali.

Dari PO inilah kemudian kasus berlanjut.

Polisi kemudian menemukan beberapa korban lain, terkubur di sebuah kebun di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.

"Korban ada lima orang," katanya.

" Ada yang (menyerahkan) yang Rp 30 juta, Rp 50 juta."

Ternyata masih ada korban lagi, hingga bertambah menjai 10.

Sisanya ditemukan terkubur di dalam lubang tempat Mbah Slamet mengeksekusi korban-korbannya.

"Hari ini kami kembali melakukan penggalian di lokasi yang sama dengan lokasi kemarin, lahan milik pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama kepada wartawan, Senin.

Polisi terus melakukan penelusuran, hingga kembali ditemukan dua mayat korban Tohari alias Slamet.

"Total sampai saat ini (korbannya) 12 orang," kata Hendri di lokasi kejadian, Selasa petang.

Hendri belum bisa memastikan apakah korbannya akan bertambah atau tidak.

Tapi tidak menutup kemungkinan bertambah.

Lalu bagaimana Mbah Slamet menghabisi nyawa korban-korbannya?

Menurut Hendri,tersangka yang berjanji bisa menggandakan uang ini awalnya akan mengajak para korban untuk melakukan ritual.

Slamet mengajak korban menuju kebun dengan jalan kaki sekitar 500 meter melewati jalan setapak berbatu dan perkebunan kol.

Sesampa di lokasi, tersangka memberi minuman ringan kepada korban, yang ternyata sudah dicampur cairan potas.

"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," kata Slamet.

Hanya butuh 5 menit

Menurut Slamet, korban akan tewas hanya dalam waktu lima menit setelah meminum cairan yang diberikan.

"Kalau sudah betul-betul mati baru dikubur. Kalau belum mati enggak berani ngubur," ujar Slamet yang mengaku melakukan itu seorang diri.

Selain dicampur potasium, cairan juga dicampur dengan obat penenang.

Saking cepatnya reaksi campuran minuman itu, Slamet, menyebutnya sebagai cairan ajaib.

"Potas memang ajaib," ujar Slamet tanpa menjelaskan maksudnya.

Setelah memastikan korban meninggal, Slamet segera menggali lubang untuk mengubur para korban.

Tohari mengaku sebagai dukun yang bisa menggandakan uang sejak 2020 lalu.

Ada fakta lainnya juga:Tohari alias Slamet sudah melancarkan aksinya sejak tahun 2020 lalu.

"Sejak 2020 pengakuannya tersangka," ujar Hendri.

Namun hingga saat ini polisi masih mendalami keterangan tersangka, pasalnya keterangan yang diberikan kerap berubah-ubah.

"Ditanya lubang ini atas nama siapa lupa," ujar Hendri. Dari catatan Kompas.com, sebagian korban adalah pasangan suami istri, empat diantaranya berjenis kelamin perempuan.

Kenapa dukun pengganda uang masih laku?

Menurut Grendi Hendrastomo, sosiolog Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tiap orang punya rasa untuk mendapatkan sesuatu secara instan.

"Bentuk sebenarnya banyak, tidak hanya dukun," katanya, kepada Tribun Jogja, Selasa (4/4).

"Kalau dukun itu kan irasional, klenik gitu ya kesannya, tapi ada juga arisan, investasi bodong yang disebut bisa memperbanyak uang, itu terdengar lebih nyata dan rasional, meski sebenarnya sama saja dengan dukun itu."

Keinginan untuk mendapatkan sesuai secara instan itulah, lanjut Grendi, yang mendorong manusia melakukan cara apa pun untuk mendapatkannya.

Termasuk mendapatkan kekayaan.

"Poinnya itu hanya di keuntungan dengan cara instan. Kita tidak bisa menyebut korban itu irasional juga karena mereka bisa jadi menganggap itu beneran bisa, kayak magic gitu," katanya.

Artikel Terkait