Find Us On Social Media :

Mengenang Sahur Terakhir Mohammad Hatta di Rumah Laksamana Maeda Sebelum Proklamasi Kemerdekaan

By Afif Khoirul M, Rabu, 5 April 2023 | 03:35 WIB

Foto - Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam) Jum'at siang kemarin.

Intisari-online.com  - Tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Pada hari itu, Soekarno dan Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan di depan rakyat yang berkumpul di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Teks proklamasi tersebut merupakan hasil perumusan yang dilakukan semalam suntuk di rumah Laksamana Maeda, seorang perwira tinggi Jepang yang bersimpati dengan perjuangan Indonesia.

Rumah Laksamana Maeda yang terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat, kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Di rumah itu, Soekarno dan Hatta bersama Achmad Soebardjo dan Sayuti Melik berdiskusi dan berdebat untuk menyusun teks proklamasi yang singkat dan jelas.

Mereka juga mendapat bantuan dari Sukarni dan BM Diah dari golongan pemuda yang menuntut kemerdekaan segera.

Perumusan teks proklamasi dimulai sekitar pukul 22.00 pada 16 Agustus 1945 dan baru selesai sekitar pukul 04.00 pada 17 Agustus 1945.

Waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun 1364 Hijriah.

Mohammad Hatta yang berpuasa harus sahur dengan menu seadanya yang disiapkan oleh Satsuki Mishina, asisten rumah tangga Maeda.

Menurut buku Menuju Gerbang Kemerdekaan (2011) karya Mohammad Hatta, ia menyantap roti, telur, dan ikan sarden yang dimasak di rumah Maeda sebagai menu sahur.

Sementara itu, Soekarno tidak berpuasa karena sedang sakit malaria. Menu sahur lain yang disiapkan di rumah Maeda adalah nasi goreng.

Baca Juga: Sahur Mencekam di Rumah Bung Karno, Ketika Sekelompok Pemuda Tiba-Tiba Memboyongnya Paksa Jelang Proklamasi